DAMASKUS (Arrahmah.com) – 41 orang yang berada di dalam tahanan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad telah meninggal dunia akibat penyiksaan, termasuk seorang anak, seorang musisi, dan seorang atlet, menurut statistik oleh kelompok hak asasi manusia yang dirilis pada Selasa (2/10/2018).
Penjara-penjara di provinsi Damaskus dan Daraa menyumbang bagian terbesar terkait korban tewas akibat penyiksaan selama bulan September, sebagaimana didokumentasikan oleh Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), lansir Al Arabiya.
Jumlah korban tewas di Daraa pada bulan September berjumlah 11 tahanan dan 11 lainnya tewas di pedesaan Damaskus.
Di antara mereka yang tewas adalah warga Palestina berusia 17 tahun, Ouday Sabri Al-Helou. Ia ditangkap di kamp pengungsi Yarmouk di selatan Damaskus pada 6 Juni 2016. SNHR menegaskan bahwa remaja tersebut meninggal pada 24 September saat dia ditahan di penjara rezim.
Atlet yang ditangkap, Alaa Madallah Al-Jundi, adalah seorang pemain sepak bola di provinsi Daraa. Pasukan Asad menangkapnya pada 20 Juli 2014 dan ia meninggal dunia karena penyiksaan pada 11 September.
Musisi dan seniman Palestina, Mohammed Deeb Mahmoud Abu Al-Raz, juga tewas akibat penyiksaan dan kematiannya dikonfirmasi pada 13 September.
SNHR mengonfirmasi bahwa 933 orang telah tewas akibat penyiksaan di dalam penjara sejak awal tahun ini, 911 di antaranya tewas di tangan pasukan rezim Asad.
Laporan itu mencatat bahwa rezim Asad memaksa keluarga korban untuk menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa keluarga mereka telah meninggal karena sebab alami, tanpa membiarkan melihat mayat anak-anak mereka yang tewas. (haninmazaya/arrahmah.com)