LIBYA (Arrahmah.com) – Sekitar 400an tentara bayaran taghut Qadzafi melarikan diri ke wilayah padang pasir di utara Mali pada hari Ahad, 16 Oktober kemarin. Mereka diangkut dengan 68 pick up bak terbuka. Setiap pick up mengangkut sekitar enam orang tentara. Selain itu, pick up juga mengangkut senjata berat, rudal anti pesawat, dan sejumlah besar amunisi.
Pejabat tinggi tentara nasional Mali menyebutkan bahwa mereka adalah warga Mali dari tiga suku yang selama ini mendukung rezim Qadzafi, yaitu suku Shamnamas, Efoura, dan Amghad. Suku-suku tersebut memiliki asal usul yang sama dengan suku-suku nomaden pro Qadzafi di wilayah Libia. Mereka mendiami wilayah padang pasir di utara Mali dan selatan Libia. Para tentara bayaran dari suku Shamnamas dan Efoura memasuki wilayah utara Mali melalui jalur utama di tengah padang pasir. Sementara tentara bayaran dari suku Amghad memasuki sebuah wilayah berjarak 35 km dari kota Kedal, sebelah timur Mali.
Tentara pendukung rezim Qadzafi dibantu ribuan tentara bayarannya bergerak mundur ke kota Sirte, Bani Walid, dan kota sekitarnya saat pasukan revolusi rakyat menguasai kota Tripoli. Seteah terjadi peperangan selama beberapa minggu, pasukan revolusi rakyat berhasil merebut Sirte, Bani Walid, dan pusat kekuatan pasukan Qadzafi lainnya. Hal itu memaksa pasukan pro Qadzafi untuk mundur ke perbatasan negara tetangga.
Tak tertutup kemungkinan, puluhan pick up lain akan menyusul masuk ke wilayah utara Mali dengan mengangkut ratusan tentara bayaran. Sumber di tentara nasional Mali mengingatkan krisis keamanan yang akan melanda Mali akibat kepulangan pasukan bayaran yang mengangkut senjata berat dan amunisi dalam jumlah besar tersebut. (Muhib al-Majdi/arrahmah.com)