MESIR (Arrahmah.com) – Sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (21/9/20105) menyatakan bahwa sebanyak 40 tahanan telah meninggal dunia dalam satu bulan, lansir WB.
Organisasi Arab untuk Hak Asasi Manusia di Inggris mengeluarkan laporan berjudul The Cemeteries of the Living tentang realitas penjara dan sel-sel penahanan Mesir, dan apa yang terjadi di dalam sebagai akibat dari penyiksaan, kelalaian medis yang disengaja dan korupsi administrasi dalam pengelolaan tempat-tempat ini.
Laporan itu mengatakan bahwa pemerintah Mesir tidak peduli tentang kehidupan para tahanan, seperti sel-sel yang penuh sesak dan korupsi yang merajalela. Selain itu, penyiksaan sistematis dan kelalaian medis yang disengaja sangat umum terjadi, mengubah penjara menjadi kuburan resmi di mana puluhan nyawa berada dalam bahaya.
Laporan itu menambahkan bahwa kepadatan di dalam sel melebihi 160 persen dari daya tampung penjara dan lebih dari 300 persen di kantor polisi, menurut laporan resmi.
Laporan itu menjelaskan bahwa tingkat kepadatan penjara yang tinggi secara langsung dikaitkan dengan kebijakan represif yang ditempuh pemerintah Mesir terhadap pihak lawan melalui pemberlakuan hukum dan peraturan yang membatasi kebebasan, kriminalisasi kebebasan berpendapat dan berekspresi, serta mengategorikan mereka sebagai penjahat kelas berat, hingga penjara dan rumah tahanan pun dipenuhi oleh mereka.
Banyak dari tahanan yang ditahan tanpa tuduhan dan batas waktu atau tanggal persidangan yang jelas. Sejauh ini pihak berwenang telah gagal menangani masalah tersebut. Pihak berwenang bersikeras menekan kebebasan pihak lawan, mereka telah membuka enam penjara baru sejak 3 Juli 2013, selain dua penjara yang sedang dalam konstruksi.
Laporan itu mengatakan bahwa Agustus 2015 merupakan bulan dengan jumlah tahanan terbesar sejak 3 Juli 2013.
(banan/arrahmah.com)