TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Peneliti Palestina, mantan tahanan specialis dalam urusan tahanan, Abdul Nasser Farwana menyatakan bahwa pendudukan Israel masih memegang lebih dari 40 tahanan Palestina penyandang cacat.
Farawna mengeluarkan laporan pada acara Hari Internasional Penyandang Cacat yang ditandai pada 3 Desember setiap tahunnya.
Dia mengatakan bahwa sejak Israel menduduki Palestina, terutama setelah menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur pada tahun 1967, berulang kali menyerang, menangkap dan memenjarakan penyandang cacat, mereka yang terluka dan warga Palestina yang skait dan membawa mereka ke dalam kehidupan yang keras dan kondisi kesehatan yang buruk.
Dia menambahkan bahwa beberapa tahanan mengenakan kursi roda dan membutuhkan perhatian khusus, di samping para tahanan yang hampir tidak bisa berjalan dan lainnya yang menderita penyakit serius terutama penyakit kanker, penyakit hati dan masalah jantung.
Terdapat lebih dari 200 tahanan Palestina yang meninggal dunia karena kurangnya perhatian medis dan penyiksaan yang mereka alami di dalam kamp-kamp penahanan.
Beberapa tahanan meninggal karena penyakit yang berbeda, beberapa ditembak dan terluka sebelum mereka diculik yang lain ditembak oleh tentara Zionis selama serangan terhadap para tahanan di penjara dan yang lainnya meninggal dunia akibat penyiksaan ekstrim selama masa interogasi.
Jumlah warga Palestina yang saat ini dipenjarakan oleh Israel sekitar 7200 orang dengan rata-rata penculikan warga palestina 5-10 orang per hari dan kadang-kadang hingga 15 orang per hari.
Beberapa warga Palestina yang diculik dilepaskan sedangkan sisanya dikirim ke pengadilan militer atau langsung menerima pesanan penahanan tanpa tuntutan terhadap mereka. Israel mengklaim memiliki file rahasia untuk para tahanan, namun file tersebut tidak dapat diakses bahkan oleh para pengacara mereka. (haninmazaya/arrahmah.com)