MOGADISHU (Arrahmah.id) — Pemerintah Somalia mengatakan bahwa operasi militer baru terhadap kelompok militan asy Syabaab menewaskan hampir 40 militan di wilayah Lower Shabelle.
Dalam pernyataan Kementerian Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata, seperti dilansir VOA (19/3/2024), pemerintah mengatakan operasi tersebut dilakukan oleh Tentara Nasional Somalia dan “mitra internasional”, mengacu pada keterlibatan serangan udara oleh negara-negara yang mendukung pasukan Somalia.
Operasi tersebut terjadi di desa Baldooska dan Bagdad, sekitar 30 kilometer sebelah utara Mogadishu. Pernyataan itu tidak merinci kapan operasi itu terjadi, namun sumber lokal mengatakan operasi itu terjadi Senin malam.
Operasi tersebut terjadi setelah pasukan pemerintah menerima informasi bahwa militan telah bergerak di wilayah tersebut untuk melakukan serangan terhadap masyarakat, kata pernyataan itu.
Media yang berafiliasi dengan asy Syabaab juga melaporkan serangan tersebut. Salah satu situs asy Syabaab mengklaim serangan di desa Bagdad menewaskan 18 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak. Media asy Syabaab juga menerbitkan foto-foto korban tewas yang diduga tewas dalam serangan tersebut. VOA tidak dapat memverifikasi secara independen klaim mengenai korban jiwa dari kedua belah pihak.
Dihubungi VOA Somalia, Wakil Menteri Penerangan Abdirahman Yusuf al-Adala mengatakan pemerintah sedang memeriksa laporan mengenai korban sipil.
Seorang pejabat regional Somalia yang tidak dapat disebutkan namanya karena dia tidak diperbolehkan berbicara kepada media mengatakan kepada VOA Somalia bahwa operasi darat dan udara yang menargetkan al-Shabab telah berlangsung di wilayah tersebut sejak Senin.
Turki dan Amerika Serikat telah melakukan serangan udara terhadap militan asy Syabaab. Juru bicara AFRICOM Kelly Cahalan mengatakan kepada VOA bahwa Amerika Serikat tidak melakukan serangan terbaru di Somalia. Serangan terakhir yang dilakukan USAFRICOM terjadi pada 10 Maret, tambah Cahalan. Tanpa memberikan bukti, media asy Syabaab menuduh pesawat tak berawak Turki berada di balik serangan di Bagdad. (hanoum/arrahmah.id)