IDLIB (Arrahmah.com) – Sekitar 40.000 warga Suriah yang berada di wilayah Madaya, Biqqin, dan Zabaddani dikepung oleh pasukan “Hizbullah” dan rezim Asad, Al-Araby Al-Jadeed melaporkan (14/10/2016).
Pengepungan itu bertujuan untuk menekan kekuatan pihak oposisi yang telah mengepung Fu’a dan Kafraya di pedesaan di sekitar kota Idlib utara.
Rezim Asad berniat akan menggunakan warga sipil di kota-kota pinggiran Damaskus sebagai alat tawar-menawar untuk memaksa pihak oposisi keluar dari kota Idlib.
Warga Suriah yang berada di bawah pengepungan kedua belah pihak itu telah mengalami kondisi hidup yang mengerikan selama setahun karena kekurangan makanan dan medis.
Seorang sumber dari kota Madaya mengatakan kepada Al-Araby Al-Jadeed bahwa warga Suriah yang terkepung oleh pasukan “Hizbullah” dan rezim Asad telah hidup tanpa adanya perawatan medis yang profesional selama empat tahun.
Sumber itu mencatat bahwa 40.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tergantung hanya kepada empat orang untuk bantuan medis, salah satunya adalah dokter hewan dan yang lainnya adalah mantan mahasiswa kedokteran gigi.
Keempat relawan itu, yang dibantu oleh sejumlah aktivis, menyediakan pelayanan kesehatan setiap hari kepada warga Suriah yang terkepung. Mereka melakukan operasi bedah, termasuk operasi caesar, usus buntu, dan amputasi anggota tubuh yang rusak akibat ranjau darat yang ditanam oleh kelompok Syiah Libanon yang kejam, “Hizbullah”.
Sementara itu, sumber-sumber lain mengatakan bahwa kota Madaya dan Biqqin menderita beberapa epidemi, termasuk wabah meningitis.
Akibat kekejaman “Hizbullah”, warga Suriah telah berhenti mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah karena takut terinfeksi wabah tersebut.
Sumber itu juga mengatakan bahwa kekurangan pangan menyebabkan banyak orang mati kelaparan dan beberapa orang mengalami kekurangan gizi. Selain itu, sejumlah besar orang-orang Suriah yang terkepung menderita masalah psikologis. (fath/arrahmah.com)