BUTHIDAUNG (Arrahmah.com) – Empat Muslim Rohingya dibunuh secara brutal oleh sekelompok warga desa Natala pada Ahad (16/6/2013), kata seorang tetua desa yang tidak mau disebut namanya, lansir KP pada Sabtu (22/6).
Keempat Muslim tersebut dalah Mohamed Habib bin Nazir Ahamed (47), Mohamed Yasin bin Mohamed Habib (17), Abdul Goni bin Mohamed Yousuf (18), dan seorang lagi belum diketahui identitasnya. Mereka semua berasal dari desa Singdi Parang Buthidaung selatan.
Keempatnya pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar dan sayuran pada Ahad (16/6) pagi, namun mereka tidak kembali ke rumah mereka hingga malam hari itu, menurut beberapa sumber.
Keesokan harinya, pada Senin (17/6) pagi, para keluarga korban pergi ke berbagai wilayah di sisi gunung untuk mencari keberadaan anggota keluarga yang mereka cintai. Tapi, mereka tidak mendapatkan informasi apapun, menurut sumber.
Namun, pada Rabu (19/6), keluarga korban mendapat informasi dari beberapa sumber bahwa keluarga mereka yang hilang telah dibunuh oleh sekelompok warga desa Natala di gunung, di lokasi yang digunakan orang untuk menyeberang dari Buthidaung ke Maungdaw – yang disebut Singdi Parang-Gudusara Dala, kata adik korban Mohamed Habib.
Kemudian, keluarga korban pergi ke tempat itu dan menemukan jenazah keempatnya di hutan. Setelah itu, beberapa kerabat pergi ke kamp Nasaka dan mengadukannya kepada pihak yang berwenang mengenai pembunuh yang telah menimpa keluarga mereka.
Para kerabat korban mencoba untuk mendapatkan izin dari pemerintah untuk membawa pulang jenazah keempatnya ke rumah mereka, tetapi anehnya pihak berwenang menolak itu, kata seorang ajudan Nasaka.
Seorang pemuda setempat mengatakan, “Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia besar bahwa orang Nasaka tidak mengizinkan pihak keluarga korban membawa pulang jenazah ke rumah mereka untuk proses pemakaman.”
“Warga Desa Natala Singdi Parang sering mengganggu dan mengancam untuk membunuh warga Rohingya jika warga desa Rohingya pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu bakar dan lain-lain”, kata Rafique dari desa Singdi Parang.
“Habib dan putranya Yasin adalah pekerja harian, mereka menafkahi anggota keluarga mereka dengan menjual kayu bakar setelah mengumpulkan kayu bakar dari hutan. Dua korban lainnya juga pekerja harian.”
Presiden diktator Thein Sein secara sistematis membunuh Muslim di Myanmar dengan membiarkan kekerasan yang menimpa umat Muslim Rohingya.
Ribuan warga Rohingya telah diungsikan oleh pemerintah sementara ratusan lainnya telah dibunuh oleh penduduk desa Natala dan pihak terkait lainnya, kata seorang pedagang lokal dari Buthidaung. (banan/arrahmah.com)