SURIAH (Arrahmah.com) – Empat Mujahidin asal Inggris yang turut berjihad melawan pasukan diktator Assad bersama Mujahidin Al-Qaeda dilaporkan telah syahid, InsyaAllah, di Suriah.
Tiga diantara mereka, yang diklaim Barat sebagai Muslim “radikal” dari London, syahid, InsyaAllah, ketika mereka melancarkan serangan terhadap pasukan diktator Bashar Assad di dekat Aleppo.
Mereka bertiga, yang salah satunya diketahui bernama Mohammed El-Araj (23) itu syahid, InsyaAllah, dalam sebuah ledakan pada Agustus lalu, lapor Times. Kabar gugurnya Mohammed juga telah dikonfirmasi pihak keluarganya.
Sementara mujahid asal Inggris yang keempat syahid, InsyaAllah, setelah tertembak dua minggu kemudian ketika mencoba untuk menyergap posisi musuh.
Pihak barat dilaporkan telah menghadapi kecemasan di tengah meningkatnya semangat jihad Mujahidin Eropa untuk berjuang melawan penindasan terhadap Kaum Muslimin di Suriah.
Pada tanggal 17 Agustus, adik perempuan Mohammed menulis di akun Twitternya: “Cinta yang aku miliki untuknya, tidak akan ada yang memahaminya.”
Sementara pada Rabu (20/11/2013) malam, Kementerian Luar Negeri Inggris mengklaim pihaknya sedang menyelidiki laporan bahwa keempat warga Inggris tersebut gugur dalam memerangi pasukan Assad.
Mohammed, yang ayahnya adalah seorang penjual barang antik, dibesarkan di Inggris dan diketahui tengah berkuliah untuk menjadi seorang insinyur mekanik.
Pada tahun 2009, dia ditangkap menyusul protes di luar kedutaan besar penjajah “Israel” dan dimasukkan ke penjara selama 18 bulan.
Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi atau International Centre for the Study of Radicalistion (ICSR), yang melacak gerakan para pejuang asing yang terlibat dalam jihad di Suriah, mengatakan bahwa Mohammed telah terlibat dengan organisasi jihad termasuk Jabhah Nushrah, dan kelompok lainnya yang seperjuangan dengan Al-Qaeda.
Shiraz Maher, dari ICSR, juga mengatakan bahwa Mohammed memiliki kontak dengan kelompok Al-Qaeda,
Diperkirakan terdapat antara 200 sampai 350 warga Inggris yang melakukan perjalanan ke Suriah untuk berjihad menegakkan Islam.
Mata-mata Inggris juga mengklaim telah memperingatkan tentang ‘perjalanan jihad’ di Suriah dan ancaman pengaruh para ‘ekstremis’ muda tersebut ketika mereka kembali ke rumah mereka.
Mereka menyampaikan ketakutan meraka apabila para mujahid tersebut “meradikalisasi” orang lain saat mereka kembali dan melatih orang-orang lain mengenai bagaimana cara menggunakan senjata.
Seorang mujahid Inggris yang tengah berjihad di Suriah juga mengatakan dengan terbuka kepada BBC bahwa dia telah pergi untuk berjuang bersama mujahidin.
Kota Aleppo merupakan salah satu kota di Suriah di mana pertempuran berlangsung sengit antara Mujahidin dan pasukan pro-pemerintah diktator Assad.
Mujahid muda bernama Ifthekar Jaman (23) berangkat berjihad ke Suriah setelah meninggalkan rumahnya di Portsmouth dalam beberapa minggu terakhir.
Ifthekar mengatakan tujuannya untuk menegakkan sebuah Daulah Islam dan dia mendukung prinsip jihad. “Tugas seorang Muslim ialah mencintai jihad,” tegasnya.
“Salah satu sabda Nabi, Shalallahu ‘Alayhi wa Sallam, siapa pun yang mati dan dia belum pernah berjihad atau tidak terbetik di dalam hatinya keinginan untuk berjihad, maka dia mati dalam keadaan membawa satu sifat kemunafikan,” lanjutnya.
“Saya hanyalah seorang Muslim yang berusaha manjalankan Islam sepenuhnya.”
Dia juga mengatakan mujahidin dari seluruh dunia telah pergi ke Suriah untuk berpartisipasi dalam jihad ini, dan Suriah benar-benar tidak membutuhkan campur tangan Barat.
Ifthekar bukan satu-satunya pemuda Muslim dari Portsmouth yang telah pergi untuk berhihad ke Suriah. Diperkirakan ada empat atau lima mujahidin lainnya yang telah turut bergabung untuk berjihad di Suriah. (banan/arrahmah.com)