MOSUL (Arrahmah.com) – Sebanyak 3.864 warga sipil Irak telah tewas di Mosul barat sejak pertengahan Februari ketika tentara Irak memulai kampanye luas untuk merebut daerah itu dari kelompok ekstremis Daesh, menurut sebuah sumber militer Irak.
“Mereka yang telah melarikan diri dari daerah pertempuran melaporkan jumlah korban sipil yang tinggi,” kata Brigadir Jenderal Angkatan Darat Turki Thaer Al-Mousawi kepada Anadolu Agency.
Al-Mousawi juga mengatakan bahwa kamp-kamp pengungsi di dekatnya dan rumah sakit lapangan telah menerima lebih dari 22.000 penduduk Mosul yang terluka sejak dimulainya kampanye militer hampir enam pekan lalu.
Dalam hal kerusakan material, perwira tentara itu mengatakan bahwa lebih dari 10.000 rumah hunian di Mosul barat telah dihancurkan selama periode yang sama.
Pada Rabu (22/3/2017), seorang perwira tentara Irak di Mosul barat – yang meminta namanya dirahasiakan karena ia tidak berwenang berbicara kepada media – mengatakan kepada Anadolu bahwa sebanyak 43 warga sipil diyakini telah tewas dalam serangan yang diluncurkan oleh AS – yang memimpin serangan udara koalisi.
Pada hari yang sama, para pejabat Irak mengumumkan bahwa jasad 80 warga sipil yang tewas telah dikeluarkan dari puing-puing bangunan yang hancur di kedua sisi kota.
Pada hari Kamis, serangan udara lain, kemungkinan lagi diluncurkan oleh koalisi pimpinan AS atau sekutu Iraknya, mengebom dua komplek perumahan, menewaskan 237 warga sipil dalam serangan udara tunggal.
Pada pertengahan Februari, pasukan darat Irak – yang didukung oleh kekuatan koalisi udara pimpinan AS – memulai operasi yang ditujukan untuk mengusir militan Daesh dari Mosul barat, benteng terakhir kelompok itu di Irak utara.
Serangan itu merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas yang diluncurkan Oktober lalu untuk merebut kembali seluruh kota, yang Daesh serbu pada pertengahan 2014, setelah dua divisi Pasukan Keamanan Irak melarikan diri dari kota menyusul serangan oleh beberapa ratus gerilyawan. (banan/arrahmah.com)