HERAT (Arrahmah.id) – Para pejabat lokal di Herat mengatakan bahwa 13 desa baru telah dibangun untuk keluarga-keluarga yang terkena dampak gempa bumi di provinsi tersebut.
Menurut para pejabat, 387 rumah telah dibangun di 13 desa ini dengan biaya 120 juta afghani dari anggaran pemerintah.
Ahmadullah Muttaqi, kepala Informasi Herat, mengatakan kepada Tolo News: “Ada sekitar 387 rumah yang telah ditandatangani kontrak oleh Imarah Islam Afghanistan dan Komisi Korban Gempa dengan sebuah perusahaan, dan hari ini telah selesai dan semua biaya telah dibayar oleh Imarah Islam.”
Mohammad Rafi Shayan, kepala perusahaan konstruksi, mengatakan tentang desa-desa ini: “Di atap rumah-rumah ini, papan digunakan sehingga jika terjadi gempa bumi, sesama warga dan orang-orang kami tidak akan terluka dari area atap.”
Masing-masing rumah ini memiliki dua kamar dan sebuah lorong. Rumah-rumah ini telah menyelamatkan para korban gempa dari tinggal di bawah tenda.
Namun, kurangnya layanan kesehatan, sistem pasokan air, kamar mandi, sekolah, dan Masjid di desa-desa baru ini dianggap sebagai masalah serius bagi para korban gempa.
“Kami tidak memiliki Masjid, kami tidak memiliki klinik, kami tidak memiliki pasokan air, dan semua hal ini sangat kurang bagi kami,” ujar Ghulam Hazrat, seorang warga Zinda Jan, seperti dilansir Tolo News (5/2/2024).
“Kami tidak memiliki kamar mandi, kami tidak memiliki dapur, kami tidak memiliki masjid, kami tidak memiliki sekolah, semua hal ini sangat kurang,” kata Ghulam Nabi, salah seorang warga.
Menurut pejabat lokal Herat, selama tiga bulan terakhir, hampir 4 ribu rumah telah dibangun untuk para korban gempa di provinsi ini. Rumah-rumah ini dibangun di 85 desa yang terkena dampak gempa di distrik Zinda Jan, Injil, Kushk/Robat-Sangi, dan Gulran.
Pejabat lokal Herat berjanji bahwa pada musim semi mereka akan membangun rumah-rumah untuk korban gempa lainnya di provinsi ini. (haninmazaya/arrahmah.id)