HOMS (Arrahmah.com) – Jumlah korban yang gugur oleh tembakan militer rezim Suriah pada hari Senin (2/4/2012) meningkat menjadi 38 orang. Sebagian besar gugur di propinsi Homs dan Idlib. Militer rezim Suriah juga melakukan serangan dan penangkapan besar-besaran terhadap warga di Shahm Golan, perbatasan Suriah-Israel.
Aliansi Revolusi Suriah juga melaporkan bahwa militer rezim Suriah melakukan penangkapan besar-besaran terhadap warga sipil muslim di kota Dail, sebelah utara propinsi Dir’a. Sehari sebelumnya (1/4/2012) Aliansi melaporkan sebanyak 80 warga sipil gugur dalam aksi demonstrasi Ahad. Sebagian besar mereka ditembak oleh militer rezim Suriah saat berdemonstrasi di propinsi Homs, Hamah, dan Deir Zur.
Sementara itu negara-negara Arab yang tergabung dalam ‘negara sahabat Suriah’ dan beberapa negara lain yang memiliki perhatian terhadap konflik di Suriah menggelar pertemuan di Istambul, Turki. Sejumlah pemerintah boneka negara Arab telah mendapat restu dari majikan mereka, Barack Obama, untuk mendukung pihak oposisi Suriah.
Di dalam negeri Suriah sendiri, para pimpinan tentara kebebasan pro revolusi Suriah menyatakan dukungannya terhadap proposal penghentian kekerasan yang diajukan oleh utusan PBB, Kofi Anan. Meski AS, Perancis, Turki, dan sejumlah pemerintah boneka negara Arab berkoar-koar hendak membantu gerakan oposisi Suriah, para pengamat politik meyakini mereka berkomplot untuk membiarkan rezim Suriah membantai umat Islam selama 13 bulan revolusi berjalan.
Bagi AS, Perancis, dan Barat sendiri, eksistensi rezim Nushairiyah Suriah diperlukan untuk menjaga eksistensi negara penjajah zionis Yahudi dari serangan mujahidin dan umat Islam Suriah. Sementara bagi pemerintahan boneka Arab, kesuksesan revolusi Suriah merupakan gendering keruntuhan singgasana kekuasaan mereka. Sebab, rakyat muslim di negara-negara tetangga Suriah akan terlecut untuk melakukan revolusi serupa terhadap pemerintahnya yang boneka Barat.
(muhib al-majdi/arrahmah.com)