KAIRO (Arrahmah.com) – Lebih dari 30 aktivis Muslim dilaporkan meninggal dunia di penjara Mesir beberapa jam setelah junta militer menyatakan akan menggunakan kekuatan penuh untuk merespon para demonstran anti-kudeta.
Dalam sebuah pernyataan, Ikhwanul Muslimin (IM) mengatakan bahwa 35 demonstran anti-kudeta dibunuh di penjara.
“Pembunuhan 35 pengunjuk rasa anti-kudeta yang ditahan menegaskan kekerasan yang disengaja ditujukan kepada para penentang kudeta, dan pembunuhan berdarah dingin ini yang mana mereka adalah targetnya,” kata IM dalam sebuah pernyataan dalam bahasa Inggris yang dikutip oleh Agence France Presse (AFP) pada Senin (19/8/2013), seperti dilansir OnIslam.
“Pembunuhan ini menunjukkan pelanggaran dan kekerasan yang para tahanan politik yang menentang kudeta 3 Juli bisa menjadi sasaran,” tambahnya.
Laporan terbunuhnya puluhan aktivis yang ditahan tersebut muncul pada Ahad (18/8) malam. Sebagian laporan mengatakan jumlah mereka 36.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengklaim bahwa para tahanan politik itu berusaha untuk melarikan diri dari penjara dan sejumlah dari mereka terkena tembakan gas air mata oleh polisi.
“Tiga puluh enam tahanan meninggal lemas dan berjejal setelah gas air mata digunakan untuk menghentikan pelarian mereka,” kata kementerian tersebut.
Sementara laporan dari sumber lainnya yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa para aktivis itu meninggal akibat sesak nafas karena berdesakan di mobil polisi saat dibawa ke penjara. (siraaj/arrahmah.com)