DHAKA (Arrahmah.com) – Bangladesh, pada Sabtu (5/5/2018) menyerukan pembentukan kembali strategi bersama negara-negara Arab agar memberdayakan negara-negara yang memiliki sumber daya melimpah untuk mencapai kemakmuran ekonomi dan kemajuan sosial.
Muslim merupakan seperlima dari penduduk dunia dan negeri-negeri Muslim memiliki sumber daya strategis, di tengah beberapa negara berkembang, sehingga “tidak ada alasan apapun untuk membenarkan keterbelakangan,” kata Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, berbicara pada sesi ke-45 menteri-menteri OKI, yang diadakan di Dhaka, ibukota Bangladesh.
“Pembangunan adalah salah satu hak kita, kemakmuran ekonomi sudah berada di tangan, dan kemajuan sosial berada dalam batas kapasitas kita sehingga kita harus merancang ulang strategi bersama,” kata perdana menteri tersebut.
Dia menyerukan kepada negara-negara anggota OKI untuk berusaha mengembalikan kepercayaan bahwa Islam sebagai sebuah doktrin, mengatasi ancaman sektarianisme dan berhenti mengeksploitasi agama sebagai alat untuk memecah belah masyarakat atau melayani tujuan politik yang marjinal.
Mengenai perpecahan antar-Islam, Hasina menyerukan dialog untuk mengatasi perbedaan di kalangan umat Islam.
“Penumpahan darah itu tidak perlu dan tidak berguna dalam menyelesaikan masalah.” dia menunjukkan.
Dia menyerukan negara-negara Islam untuk mengambil sikap tegas bagi Muslim Rohingya untuk mengembalikan martabat dan keamanan mereka, mencatat bahwa negaranya menjadi tuan rumah lebih dari satu juta orang Muslim yang tertindas yang melarikan diri dari Myanmar mencari keselamatan dan perlindungan.
Hasina menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memaksa Myanmar menghormati perjanjian, dan bekerja dengan Bangladesh awal tahun ini dalam menjamin pengembalian Rohingya yang aman. (Althaf/arrahmah.com)