LONDON (Arrahmah.com) – Lebih dari seperempat juta warga Inggris menandatangani petisi online untuk melarang calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump dari memasuki negara tersebut setelah seruannya untuk menghentikan Muslim memasuki Amerika Serikat, lansir Reuters pada Kamis (10/12/2015).
Trump, yang memiliki dua lapangan golf di Skotlandia yang ia kunjungi awal tahun ini, menyerukan untuk berhenti menerima Muslim memasuki AS sampai “perwakilan AS mengetahui apa yang sedang terjadi”. Komentarnya ini datang setelah penembakan mematikan di California.
Jumlah penandatangan petisi tersebut meningkat dengan cepat namun menteri keuangan Inggris, George Osborne mengatakan pada Rabu (9/12) bahwa Trump tidak boleh dilarang di negara tersebut.
Petisi tersebut diluncurkan oleh Suzanne Kelly, seorang kritikus yang berbasis di Scotlandia yang telah lama mengkritik lapangan golf milik Trump di Aberdeenshire.
Universitas Robert Gordon di Aberdeen mengatakan di Twitter bahwa mereka mencabut gelar kehormatan yang diberikan kepada Trump di tahun 2010 karena ia telah membuat sejumlah pernyataan yang sepenuhnya tidak sejalan dengan etos dan nilai-nilai dari universitas.
Dalam rangka untuk membela pernyataannya, Trump mengatakan AS harus waspada karena beberapa bagian di London dan Paris kini telah begitu “radikal”, mereka tidak bisa lagi tidak diawasi oleh petugas.
Kepolisian Metropolitan London mengambil langkah untuk mengkritik Trump.
“Kami biasanya tidak akan merespon komentar seperti itu, bagaimanapun pada kesempatan ini kami pikir penting untuk menyatakan kepada warga London bahwa Trump lebih dari sekedar salah,” ujar polisi Inggris dalam sebuah pernyataan.
Walikota London juga mengatakan komentar Trump sebagai omong kosong. (haninmazaya/arrahmah.com)