TEHERAN (Arrahmah.id) – 35 orang meninggal selama lebih dari sepekan aksi protes terhadap kematian Mahsa Amini di Iran.
“Jumlah orang yang tewas dalam kerusuhan baru-baru ini telah meningkat menjadi 35 orang,” lapor kantor berita berafiliasi pemerintah, Borna.
Namun, kelompok hak asasi manusia mengatakan setidaknya 50 orang telah tewas ketika pasukan keamanan mencoba untuk memadamkan protes.
Menurut kantor berita Tasnim, ratusan orang telah ditangkap.
Kepala polisi Guilan, Jenderal Azizollah Maleki pada Sabtu (24/9) mengumumkan penangkapan terhadap 739 demonstran.
Demonstran telah turun ke jalan-jalan di kota-kota besar di Iran, termasuk Teheran, selama delapan malam berturut-turut sejak kematian Mahsa Amini.
Ia adalah wanita Kurdi berusia 22 tahun yang dinyatakan meninggal setelah tiga hari dalam keadaan koma menyusul penangkapannya oleh polisi moral di ibukota Iran karena mengenakan jilbab dengan cara yang “tidak pantas”.
Presiden Ebrahim Raisi mengatakan kematian Amini akan diselidiki “dengan tegas”.
Pihak berwenang Iran telah mengklaim Amini menderita kondisi kesehatan yang menyebabkan kematiannya akibat serangan jantung. Tetapi para aktivis mengatakan dia menderita pukulan di kepala saat dalam tahanan.
Protes atas kematian Amini telah menyebar ke kota-kota di seluruh negeri, termasuk Isfahan, Mashhad, Shiraz dan Tabriz, serta di provinsi asalnya, Kurdistan
(ameera/arrahmah.id)