SANA’A (Arrahmah.com) – Pertempuran intensif fi Yaman telah memaksa lebih dari 32.000 orang melarikan diri dari rumah mereka dalam dua bulan terakhir, badan pengungsi PBB mengatakan.
Mereka bergabung dengan dua juta orang Yaman yang telah mengungsi akibat perang, UNHCR mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Kamis (18/1/2018).
“Kedatangan musim dingin di Yaman, ketika suhu dapat turun di bawah nol derajat Celcius di sejumlah provinsi, telah memperburuk kesulitan bagi banyak orang, terutama mereka yang mengungsi dan tinggal di pemukiman informal,” ujar pernyataan UNHCR seperti dilansir Zaman Alwasl pada Jum’at (19/1).
Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan bahwa pertempuran intensif di ibu kota Sana’a serta provinsi Hodeida dan Shabwa telah mendorong pemindahan tersebut.
“Kami terus melihat korelasi antara peningkatnya pertempuran dan korban sipil serta pengungsian,” tulis Mantoo di akun Twitter pada Jum’at (19/1).
Lebih dari 9.000 orang telah terbunuh di Yaman sejak koalisi militer pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi pada tahun 2015 melawan milisi Syiah Houtsi dengan klaim mengembalikan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Koalisi mengintensifkan kampanye udara di sekitar Sana’a dan di pantai barat negara tersebut pada Desember lalu, setelah Arab Saudi mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan ke arah Riyadh.
“Kekerasan terbaru telah memperburuk krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan lebih dari 22 juta orang-sekitar tiga perempat dari total penduduk-membutuhkan bantuan kemanusiaan,” kata UNHCR. (haninmazaya/arrahmah.com)