GAZA CITY (Arrahmah.com) – Krisis listrik di wilayah terblokade “Jalur Gaza” semakin memburuk, hal ini menyebabkan lumpuhnya sektor kesehatan di wilayah teresbut.
Kementrian kesehatan Palestina mengatakan dalam pernyataan resminya saat konfrensi pers di pelataran RS.Asyifa, Senin (11/4/2016), krisis yang melanda Jalur Gaza khususnya dalam hal tenaga listrik telah berimbas secara nyata terhadap kelangsungan sektor kesehatan di Jalur Gaza.
Aliran listrik yang bisa dinikmati oleh warga Gaza, lapor suarapalestina, dalam satu hari hanya mencapai 4 jam dan diikuti terputusnya aliran listrik hingga 20 jam setelahnya.
Ketiadaan pasokan listrik akibat blokade “Israel” tersebut berdampak secara langsung terhadap kondisi pasien di Gaza yang membutuhkan peralatan medis untuk menopang hidup mereka, terutama pasien rujukan untuk tindakan operasi dari rumah sakit wilayah lain di Gaza.
Dalam pernyataan press pihak Kemenkes oleh direktur rumah sakit (RS) Assyifa dr.Medhad Abbas, berbagai peralatan medis di berbagai rumah sakit di Jalur Gaza juga tidak berfungsi akibat tidak adanya listrik.
Krisis ini sangat dirasakan oleh rumah sakit utama di Jalur Gaza, RS Assyifa yang merupakan tempat pengobatan yang sangat vital dan menjadi jantung kesehatan untuk warga gaza. RS Assyifa yang dalam rutinitasnya sangat tergantung oleh keberadaan listrik untuk mengoperasikan berbagai fasilitas medis seperti alat pencitraan medis, peralatan laboratorium bahkan untuk lift pun saat ini terpaksa menggunakan generator listrik yang sebenarnya dikhususkan untuk waktu waktu yang sangat mendesak.
Disebutkan juga bahwa krisis tersebut tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus karena semakin lama akan semakin memakan banyak korban di kalangan pasien.
Kementerian juga meminta kepada segenap pejabat dan tokoh tokoh politik Palestina untuk mengecualikan sektor kesehatan dari persoalan politik internal dan memberikan perhatian lebih dalam usaha menganggulangi krisis tersebut. Dia juga menghimbau kepada negara-negara diluar terutama oraganisasi kemanusiaan agar melakukan langkah kongkrit untuk mengatasi krisis ini, tegas dr.Medhad.