SURIAH (Arrahmah.com) – Sebanyak 31 warga sipil kehilangan nyawa mereka bulan lalu sebagai akibat dari pengepungan tak beradab yang dilakukan oleh rezim Nushairiyah Suriah dan sekutu “Hizbullah” Lebanon mereka terhadap Kota Madaya.
Menurut kantor medis di kota itu, sebanyak 23 warga sipil, kebanyakan anak-anak dan orang tua, meninggal karena kelaparan sementara delapan lainnya dibunuh oleh pasukan loyalis Bashar Asad.
Sebanyak enam orang harus menjalani amputasi setelah menginjak ranjau yang ditanam oleh tentara dan milisi biadab Asad. Sementara puluhan lainnya tewas oleh ranjau ketika mereka mencoba menyelundupkan makanan ke kota, laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Rezim Suriah dan “Hizbullah” tidak berkomitmen terhadap ketentuan perjanjian Zabadani Al-Foah mengenai masuknya bantuan kemanusiaan ke Madaya. Ini adalah penyebab langsung dari bencana yang menimpa warga Madaya, lansir MEMO pada Rabu (6/1/2016
Aktivis lokal telah mengimbau masyarakat internasional untuk campur tangan dan memberikan tekanan pada rezim Suriah untuk mengizinkan masuknya bantuan. Jumlah korban akan lebih banyak jika bantuan tidak segera diperbolehkan masuk, mereka menambahkan.
Sementara itu, mereka menunjukkan, warga sipil dipaksa untuk menghadapi ranjau darat dan penembak jitu “Hizbullah” untuk mencoba mendapatkan bantuan kemanusiaan memasuki kota.
Madaya dikendalikan oleh pasukan oposisi dan situasi kemanusiaan telah memburuk begitu cepat sehingga warga terpaksa memasak dan makan tumbuh-tumbuhan yang ada. Mereka bahkan mengais di tempat sampah untuk mencari sisa makanan yang kiranya bisa dimakan. Kelompok oposisi mencapai kesepakatan dengan delegasi Iran September lalu untuk melakukan gencatan senjata dalam rangka mengizinkan warga desa Kefraya dan Foua yang terluka beserta keluarganya keluar dari kota itu.
(aliakram/arrahmah.com)