KHARTOUM (Arrahmah.id) — Sepertiga atau lebih dari 30 persen orang Sudan saat ini menghadapi krisis pangan atau ancaman kelaparan karena dampak kombinasi dari guncangan iklim, gejolak politik, dan kenaikan harga pangan global.
Seperti dilaporkan Al Jazeera (16/6/2022), kelompok-kelompok bantuan memperingatkan kerawanan pangan dapat secara dramatis meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kerawanan pangan menyebabkan lebih banyak konflik dan pengungsian kecuali jika Sudan menerima dukungan pertanian yang kuat.
Satu laporan bersama oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyatakan 15 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut di seluruh 18 provinsi di negara Afrika Timur itu.
Kerawanan pangan akut didefinisikan sebagai terjadi ketika ketidakmampuan seseorang untuk mengonsumsi makanan yang cukup menempatkan hidup atau mata pencaharian mereka dalam bahaya langsung.
“Efek gabungan dari konflik, guncangan iklim, krisis ekonomi dan politik, kenaikan biaya dan panen yang buruk mendorong jutaan orang lebih dalam ke dalam kelaparan dan kemiskinan,” kata Eddie Rowe, perwakilan WFP di Sudan.
Kondisi kehidupan dengan cepat memburuk di seluruh Sudan yang kekurangan uang sejak kudeta militer Oktober mengirim ekonomi yang sudah rapuh jatuh bebas. Kini invasi Rusia ke Ukraina menambah penderitaan ekonomi.
WFP memperingatkan kerawanan pangan di antara orang-orang “dapat secara dramatis meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dan pada akhirnya menyebabkan lebih banyak konflik dan pengungsian” kecuali jika Sudan menerima dukungan kuat dengan input pertanian.
Laporan menyebutkan tingkat pendanaan gagal memenuhi kebutuhan kemanusiaan di Sudan, di mana 40 persen populasi diperkirakan akan mengalami kerawanan pangan pada September.
“Kita harus bertindak sekarang untuk menghindari peningkatan tingkat kelaparan dan untuk menyelamatkan nyawa mereka yang sudah terkena dampak,” kata Rowe.
Dalam pernyataan terpisah, Plan International, Save the Children, UNICEF, dan World Vision memperingatkan tiga juta anak-anak Sudan di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi akut, dan sekitar 375.000 bisa meninggal tahun ini tanpa pengobatan. (hanoum/arrahmah.id)