XINJIANG (Arrahmah.id) — Sejumlah diplomat dari 30 negara Islam dilaporkan telah mengunjungi Xinjiang. Wilayah yang menjadi “rumah” bagi minoritas Muslim Uighur.
Kunjungan yang dilakukan tanggal 1-5 Agustus itu atas undangan Kementerian Luar Negeri Cina. Negara yang diundang termasuk dari Aljazair, Arab Saudi, Irak, Yaman, dan Pakistan.
Dilansir Xinhua (7/8/2022), para diplomat mengunjungi ibukota regional Urumqi, Prefektur Kashgar, dan Prefektur Aksu.
Duta Besar Aljazair untuk Cina, Hassane Rabehi mengatakan selama kunjungan tersebut ia melihat hak-hak dari semua etnis kelompok terlindungi dengan baik.
Duta Besar Arab Saudi untuk Cina, Abdulrahman Ahmad H. Alharbi dan Duta Besar Brunei untuk Cina Pehin Dato Rahmani memuji pembangunan di Xinjiang.
Selama ini diyakini lebih dari 1 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya telah ditahan di kamp-kamp interniran di Xinjiang untuk mendapatkan pendidikan ulang. Mereka mendapatkan penyiksaan hingga kerja paksa.
Sejumlah laporan dari kelompok hak asasi manusia menyebut Cina berusaha melakukan genosida terhadap Uighur, yang juga disuarakan oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya.
Pada pertengahan Mei 2022, Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet mengunjungi Xinjiang. Namun kunjungan tersebut dinilai sia-sia oleh banyak pihak karena tidak digunakan untuk menyelidiki pelanggaran HAM terhadap Uighur. (hanoum/arrahmah.id)