TEL AVIV (Arrahmah.id) – Sekitar 30.000 tentara “Israel” telah menghubungi hotline kesehatan mental sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, menurut pihak militer, lapor Anadolu Agency.
Sebuah pernyataan militer mengatakan bahwa sekitar 85 persen tentara yang mencari perawatan psikologis telah kembali bertugas.
“Sekitar 200 tentara diberhentikan dari dinas militer karena masalah psikologis yang mereka derita akibat perang,” kata pernyataan itu.
Korps Medis militer “Israel” berencana untuk meresmikan sebuah pusat kesehatan mental baru bagi para tentara pada Kamis (29/2/2024), di tengah kekhawatiran bahwa para tentara akan mengalami gangguan stres pascatrauma akibat perang Gaza.
Pusat kesehatan mental yang baru ini akan mencakup sebuah klinik untuk mengobati PTSD di antara para tentara, kata pihak militer.
Pada 2 Februari, Yekhiel Levechitz, kepala departemen klinis militer untuk penyakit mental, mengatakan sekitar 3.000 tentara telah diperiksa oleh para ahli kesehatan mental sejak 7 Oktober.
“Israel” telah melancarkan serangan mematikan ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan hampir 1.200 orang.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkapkan bahwa helikopter dan tank-tank tentara “Israel” telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh “Israel” telah dibunuh oleh pihak Perlawanan Palestina.
Pemboman “Israel” selanjutnya telah menewaskan hampir 29.954 warga Palestina dan melukai lebih dari 70.000 orang dengan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan.
Perang “Israel” telah mendorong 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
“Israel” dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari lalu memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. (haninmazaya/arrahmah.id)