ARAKAN (Arrahmah.com) – Sebagai bagian dari “operasi pembersihan” etnis, tentara Myanmar menangkap 50 pria Rohingya di desa Kyet Yoe Pyin di Maungdaw utara. Tiga wanita Rohingya diyakini telah diperkosa oleh tentara selama operasi ini.
Pada Jum’at (18/11/2016) pukul 05:30, militer dan Polisi Penjaga Perbatasan (BGP) menyerbu desa Kyet Yoe Pyin, desa Nga Sar Kyu dan desa U Shey Kya. Mereka berada di desa-desa tersebut sejak pagi hari, menurut warga setempat, sebagaimana dilansir RB News.
MIliter and BGP dilaporkan telah memperkosa perempuan-perempuan di rumah-rumah yang tidak laki-lakinya di dusun Lu Pan Pyin, di desa Kyet Yoe Pyin, menurut orang-orang yang melarikan diri dari desa itu.
“Tentara mengatakan bahwa mereka harus memeriksa rumah-rumah itu. Mereka memperkosa para wanita jika didapati tidak ada laki-laki di dalam rumah. Sebagaimana hari ini, setahu saya ada tiga wanita yang telah diperkosa. Tetangga mereka mendengar mereka berteriak minta tolong,” ungkap warga lain yang melarikan diri dari desa tersebut.
Pada Jum’at (18/11), tentara dan polisi yang terlibat dalam apa yang disebut ‘operasi pembersihan’ menangkap 50 orang dari desa Kyet Yoe Pyin dan 3 orang dari desa-desa U Shey Kya.
Warga desa yang lain yang melarikan diri dari TKP mengatakan kepada RB News bahwa, “tentara menangkap setiap laki-laki yang mereka lihat di depan mereka, jadi kami harus lari menjauh dari desa. Beberapa orang ditangkap saat mereka melarikan diri. Mereka mengatakan bahwa kami harus tinggal dengan tenang di desa, tapi mereka menangkap orang-orang setelah tentara mulai menyerang desa. Sekarang kami hanya bisa merasa tenang jika kami meninggalkan negara itu, jika kami tidak pergi, mereka juga akan segera menangkap kami suatu hari nanti.”
“Tentara dalam melancarkan operasi pembersihan menangkap setiap laki-laki yang mereka temukan. Setelah mereka menangkap mereka, para tentara itu memposting tentang hal itu di media negara dan mengatakan bahwa mereka telah menangkap seorang teroris. Karena hal ini lah, semua orang yang tak bersalahpun melarikan diri ketika mereka melihat polisi atau BGP. Hal ini buruk karena tentara akan dengan bebas memperkosa perempuan di desa-desa itu saat semua laki-laki pergi. Seperti sekarang, ada lebih dari seratus kasus pemerkosaan di Maungdaw,” ungkap sebuah kelompok pemantau hak asasi manusia di Maungdaw, sebagaimana dilansir RB News.
Sejak 9 Oktober 2016, banyak orang Rohingya tewas dan lebih dari 100 wanita Rohingya diyakini telah diperkosa. Ratusan warga sipil telah ditangkap, kebanyakan dari mereka [jika tidak mau menyebut semua] diyakini benar-benar tidak bersalah. Saat militer terus melakukan tindakan keras terhadap Rohingya di Maungdaw, banyak orang Rohingya sekarang yang melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh untuk menyelamatkan diri.
(ameera/arrahmah.com)