JAKARTA (Arrahmah.com) – Alhamdulillah Parade Tauhid 2015 berjalan lancar. Menurut pemantauan Arrahmah, ratusan keamanan dari Laskar Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) telah bersiaga di lokasi sejak pukul 3 dini hari, Ahad (16/8/2015).
Parade Tauhid Indonesia 2015 dimulai dengan shalat malam berjama’ah pada pukul 03.00 WIB dinihari di Masjid Istiqlal, Jakarta. Kemudian, seluruh peserta dan panitia melaksanakan shalat Subuh Akbar serta menyimak ceramah oleh Ketua Panitia Ustadz Haikal Hassan.
Parade Tauhid yang merupakan pawai akbar ini juga diisi berbagai orasi tokoh-tokoh Ummat bertema “Bertauhid dalam Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”. Dalam acara ini, para santri dari Papua juga turut tampil meramaikan acara.
“Ribuan saudara kita dari Ambon, Solo, Jogja sudah lebih dahulu tiba di lokasi pagi ini untuk mewujudkan Ukhuwah Islamiyah, meskipun kita belum pernah berjumpa tetapi ikatan iman persaudaraan sampai jannah ini membuat kita saling mencintai seperti diri sendiri, semua sabar dan ikhlas rela berkorban harta, jiwa dan apapun itu untuk menegakkan syariat Allah dan merealisasikan kejayaan Islam. Allahu Akbar…,” demikian ujar Humas Parade Tauhid 2015, sekaligus Sekretaris Jenderal Mualaf Center Indonesia pada laman Facebooknya, pukul 04.00 WIB, Ahad (16/8).
Peserta Parade Tauhid 2015 yang hadir dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia ini nampak sangat antusias menyimak orasi para Tokoh Ummat.
“Parade Tauhid adalah ekspresi kesyukuran…’Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya, sungguh membanggakan menyaksikan umat Islam dari lintas ormas bersatu dan tunduk patuh memenuhi seruan ulama dan guru bangsa di tengah2 melonjaknya harga pangan,'” demikian kesan Zainal Mutaqin, salah seorang dosen di Universitas Internasional Batam, yang berpartisipasi dalam Parade Tauhid 2015.
Ia melanjutkan, “NKRI bukanlah negara sekular. Sikap moderat bukanlah sikap yang sok TIDAK Islami, atau sok membela kebebasan yang merusak. Nasionalisme itu darahnya para syuhada dan hasil perjuangan umat Islam.”
(adibahasan/arrahmah.com)