TEL AVIV (Arrahmah.com) – Pada 20 Februari, Hana, seorang warga negara Kanada, yang sedang hamil 5 bulan dengan 2 anak kecilnya disandera pihak keamanan bandara “Israel”. Pihak zionis penjajah itu menjegal keberangkatan Hana yang akan kembali ke Kanada. Tak hanya itu, 2 hari kemudian, kedua anaknya direnggut pihak “Israel” secara paksa, sebagaimana didokumentasikan pada You Tube, Senin (23/2/2015).
Hana merasa telah salah karena mengikuti ajakan orang tuanya untuk tinggal di “Israel”. Kedua orangtuanya mengatakan bahwa tinggal disana adalah sebuah langkah yang hebat.
Namun, kenyataannya, dalam seminggu Hana menyaksikan korupsi dan pelecehan yang dilakukan pemerintah “Israel” penjajah. Ia bahkan dipukuli dan dilecehkan aparat kependudukan zionis.
Pada upaya kedua kalinya untuk meninggalkan “Israel”, Hana dibujuk ayahnya dengan beragam pilihan untuk mencegahnya. Itu merupakan senjata umum yang dilakukan “Israel” untuk mengiming-imingi warga sipil untuk patuh kepada pemerintah zionis itu.
Hana merasa putus asa. Tak berpikir lebih lama, ia meminta pertolongan melalui video amatirnya dan mengunggahnya ke You Tube. Saat ini Kedutaan besar Kanada dan konsulatnya tengah tunduk kepada “Israel”. Padahal banyak masyarakatnya yang terperangkap disana. “Tolonglah Hana dan bagikanlah dokumentasi tak berperikemanusiaan ini,” pesan video berdurasi kurang dari 2 menit tersebut.
Dua hari pasca insiden penyanderaannya di bandara, kepolisian “Israel” menangkap Hana dan mengambil kedua anaknya. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada tindakan dari pemerintah Kanada dan belum jelas bagaimana kelanjutan hak pengurusan anak-anak Hana tersebut. (adibahasan/arrahmah.com)