TRIPOLI (Arrahmah.com) – Minggu (8/5/2011) 27 orang WNI berhasil dievakuasi dari Libya pascapenutupan KBRI Tripoli. Sebelumnya KBRI Tunis kembali berhasil mengevakuasi empat orang Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia dari Libya pada Sabtu (7/5).
Militer Tunisia memberlakukan siaga penuh di sekitar perbatasan guna mengantisipasi meluasnya konflik bersenjata. Beberapa kali pertempuran, termasuk serangan roket yang berasal dari pasukan Loyalis Kaddafi masuk ke wilayah Tunisia, demikian yang kitakan Sekretaris Kesatu KBRI Tuni, Boy Dharmawan pada Antara London.
Pemerintah Tunisia menyatakan insiden masuknya banyaknya peluru tentara Qaddhafi ke wilayah Tunisia sebagai suatu keteledoran yang sangat serius dan pemerintah Tunisia akan melakukan tindakan untuk menjaga kedaulatan negaranya.
Boy Dharmawan juga menjelaskan, dampak dari kekisruhan itu membuat Tunisia memperketat penjagaan militer di perbatasan Tunisia-Libya, baik di pos perbatasan Ras Jedir maupun di Dehiba. Sehingga, pemerintah Tunisia memberlakukan kebijakan baru yang mengharuskan bagi setiap pengungsi untuk memiliki kelengkapan dokumen keimigrasian dan visa saat hendak memasuki Tunisia. Hal ini mempersulit evakuasi WNI dari Libya karena tidak sedikit dari TKW yang dievakuasi tidak memiliki kelengkapan dokumen keimigrasian.
Selain itu, dalam rangka tugas perlindungan WNI dan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, KBRI Tunis menyerukan agar dua wartawan TVOne, Metalia dan Robin, mengurungkan niatnya memasuki Libya melalui pos perbatasan di Dehiba-Wazin dan segera meninggalkan kawasan, karena pertempuran dapat terjadi setiap saat.
Pasukan pro-Qaddhafi diperkirakan akan mati-matian merebut kawasan tersebut karena merupakan pintu utama yang menghubungkan kekuatan-kekuatan anti-Qaddhafi dengan dunia luar, dan merupakan jalur utama pasokan logistik mereka.
Sejak berita terbunuhnya putra bungsu Qaddhafi, Saif el-Arab, dan tiga orang cucu Qaddhafi, akibat serangan NATO, kondisi keamanan di Tripoli dan kawasan barat Libya semakin memburuk. Pertempuran antara loyalis Qaddhafi dengan kekuatan-kekuatan anti-Qaddhafi di kawasan pegunungan barat seperti Zintan dan Nalut terus meningkat.
Beberapa TKW nekad lari dari majikannya dan tidak memiliki paspor karena dipegang majikan sehingga tidak memungkinkan mereka keluar dari Libya, dan ada juga yang majikannya lari dari Libya, dengan membawa serta paspor TKW yang ditinggalkan di Libya.
Hingga saat ini KBRI Tunis berhasil membantu masuknya WNI dan pengurusan izin mereka untuk terus masuk ke Ibukota.
Hal ini tidak terlepas dari adanya hubungan yang baik antara KBRI Tunis dengan berbagai pihak Tunisia yang berwenang. Keberhasilan ini juga berkat kerjasama dengan badan-badan internasional terkait seperti International Organization for Migration (IOM), NGO (ADRA), UNHCR, dan juga Kedubes Thailand di Tripoli. (rasularasy/arrahmah.com)