HAMA (Arrahmah.id) — Dua puluh enam warga sipil yang sedang mengumpulkan jamur truffle kembali diserang hingga tewas di desa Dwezen, Hama. Diduga milisi Syiah Liwa Fatemiyoun kembali dibalik serangan tersebut.
Namun menurut media resmi Suriah (SANA), seperti dilansir Enab Baladi (16/4/2023), Komando Polisi Hama menuduh bahwa kelompok militan Islamic State (ISIS) yang melakukan pembunuhan itu.
Tuduhan terhadap ISIS ini kerap dilakukan oleh media Suriah ketika ada pembunuhan terhadap pemburu jamur truffle. Walaupun tuduhan itu kerap dibantah oleh para keluarga korban
Februari lalu, sekitar 75 pemetik truffle tewas di gurun Suriah dengan tuduhan dijatuhkan pada kelompok militan ISIS oleh banyak media. dalam keadaan misterius.“Negara Islam” dan pasukan Iran yang aktif di wilayah itu dituduh melakukan serangan itu.
Namun berdasarkan keterangan saksi mata dan pernyataan resmi suku Bani Khaled tertanggal 18 Februari 2023, seperti dilansir Rena Netjes (19/2), pelaku pembantaian itu adalah orang-orang Syiah Afghanistan yang tergabung dalam kelompok Liwa Fatemiyoun yang didukung Iran.
Dalam pernyataan resmi itu, kepala suku Bani Khaled menyatakan bahwa jumlah korban sebenarnya adalah 75 orang. Sekitar 8 wanita yang sedang mencari jamur pun ikut dibantai.
Keterangan suku Bani Khaled ini diperkuat oleh American New York Times melaporkan bahwa pasukan rezim Suriah dan kelompok afiliasinya telah mengeksploitasi pemetik truffle di Suriah timur, memeras mereka, dan berbagi mata pencaharian dengan imbalan perlindungan. Selain itu juga dikatakan bahwa militan ISIS sudah tidak beroperasi di daerah tersebut.
Menurut surat kabar itu (10/4), pasukan yang tergabung dalam “Divisi Keempat,” yang dipimpin oleh Maher al-Assad, saudara presiden rezim Suriah, dan pasukan “Pertahanan Nasional” (pengganti pasukan rezim), mengeksploitasi para pemetik truffle untuk kepentingan kelompok mereka. Siapa pun yang menolak memetik karena takut menginjak ranjau, maka akan diculik atau dibunuh mereka. (hanoum/arrahmah.id)