KAIRO (Arrahmah.com) – Setidaknya 25 mahasiswi yang merupakan tahanan politik terluka parah akibat serangan fisik yang dilancarkan oleh penjaga penjara Qanater dan tahanan kriminal pada Selasa, (10/6/2014), sebagaimana dilaporkan oleh pengacara dan kelompok hak asasi manusia, lansir MEMO, Kamis (12/6).
Menurut observatorium Mesir, dan pengacara Montaser alZayat, setidaknya 25 tahanan anti–kudeta yang ditahan atas tuduhan melakukan protes telah dipukuli oleh polisi anti huru hara dan tahanan kriminal di hadapan penjaga penjara, yang menyebabkan mereka mengalami luka parah, termasuk patah tulang dan pendarahan serius.
Menurut Zayat, insiden tersebut berawal ketika salah seorang penjaga penjara menghina seorang dokter perempuan yang ditahan, Dr Samah, yang memicu kemarahan para mahasiswi. Dr Samah ditangkap karena telah menyediakan makanan untuk para mahasiswa al-Azhar selama pengepungan yang diberlakukan oleh polisi Mesir setelah kudeta militer 3 Juli.
Saat para tahanan mahasiswi keberatan dengan penghinaan terhadap Dr Samah, kepala penjara kemudian mengerahkan pasukannya dan memukuli mahasiswi tersebut, yang kemudian dipindahkan ke penjara yang terpisah.
Sementara itu, Observatorium Mesir untuk Hak dan Kebebasan mengatakan bahwa para tahanan kriminal juga ikut terlibat dalam penyerangan terhadap mahasiswi itu. Kelompok hak asasi manusia mengutuk serangan itu sebagai tindakan yang tidak ksatria dan tidak memiliki kehormatan.”
(ameera/arrahmah.com)