SANA’A (Arrahmah.com) – Anak-anak merupakan seperempat dari korban sipil selama tiga tahun terakhir dalam perang Yaman antara kelompok teroris Syiah Houtsi dan pemerintah yang diakui secara internasional.
Lebih dari 2.300 anak tewas antara 2018 dan 2020, Save the Children mengatakan dalam sebuah studi baru pada Selasa (23/3/2021). Namun, badan bantuan tersebut mengatakan jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi.
“Ini adalah bencana buatan manusia akibat konflik yang dilakukan dengan mengabaikan kesejahteraan dan keselamatan penduduk sipil,” kata Gabriella Waaijman, direktur kemanusiaan global untuk Save the Children, lansir Al Jazeera.
“Hampir setiap hari kami mendengar tentang anak-anak dan keluarga yang terjebak dalam pertempuran, sering kali membayar dengan nyawa mereka.”
Laporan Save the Children muncul setelah pernyataan UNICEF yang dikeluarkan pada Sabtu, yang mengatakan delapan anak tewas dan 33 terluka dibulan ini saja.
Philippe Duamelle, perwakilan UNICEF untuk Yaman, mengatakan korban jiwa terjadi di beberapa daerah termasuk provinsi Taiz dan Hodeidah, di mana pertempuran antara pasukan pemerintah yang diakui secara internasional dan pemberontak Houtsi yang berpihak pada Iran baru-baru ini meningkat. (haninmazaya/arrahmah.com)