KURDISTAN (Arrahmah.com) – Yayasan Media Al-Anshar, sayap media Mujahidin Ansharul Islam Irak pada hari Senin (3/3/2014) merilis video eksklusif “Kamp Pelatihan Militer Syaikh Abdu Rasyid Ghazi rahimahullah”. Video tersebt berdurasi 30 menit dan mendokumentasikan i’dad [pelatihan militer] yang dilakukan oleh kelompok mujahidin tertua di Irak tersebut pada kamp militer terbaru mereka, kamp pelatihan militer Syaikh Abdu Rasyid Ghazi rahimahullah.
Nama kamp itu diambil dari nama Syaikh Abdu Rasyid bin Abdul Aziz Ghazi rahimahullah, ulama besar Pakistan yang gugur bersama para santri dan mahasiswanya saat pasukan rezim sekuler Pakistan menyerbu Masjid Merah dan Universitas Hafshah di Islamabad, Pakistan pada 10 Juli 2007. Syaikh Abdu Rasyid Ghazi rahimahullah adalah ulama besar Pakistan yang mendukung Taliban Afghanistan dan Tanzhim Al-Qaeda. Semasa hidupnya beliau beberapa kali mengunjungi Syaikh Usamah bin Ladin dan para pemimpin Al-Qaeda lainnya di Kandahar, Afghanistan, sebelum peristiwa invasi salibis NATO ke Afghanistan pada Desember 2001.
Beliau menentang kebijakan presiden Pervez Musharraf yang menjadi boneka NATO dalam memerangi mujahidin Thaliban Afghanistan dan Al-Qaeda. Sejak awal Juli 2007 militer Pakistan mengerahkan pasukan besar dengan persenjataan lengkap untuk mengepung Masjid Merah dan Universitas Hafshah di Islamabad. Syaikh Abdu Rasyid Ghazi bersama ribuan santri, mahasiswa dan mahasiswi yang tak bersenjata menghadapi serangan militer tersebut dengan kesabaran dan keteguhan. Bentrokan tersebut berakhir dengan gugurnya Syaikh Abdu Rasyid Ghazi dan puluhan santrinya. Masjid Merah dan Universitas Hafshah mengalami kerusakan parah akibat serangan militer Pakistan. Dalam pesan terakhirnya, Syaikh Abdu Rasyid Ghazi menegaskan, “Sesungguhnya iman kami kepada Allah tidak tergoyahkan bahwasanya darah kami akan menuntun kepada revolusi di negara ini.”
Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dalam pesan audionya pada tahun 2007 mengungkapkan belasungkawa atas kesyahidan ulama besar Syaikh Abdu Rasyid Ghazi. Syaikh Usamah menyejajarkan kesyahidan Syaikh Ghazi dengan kesyahidan Syaikh Abdullah Azzam. Menurut Syaikh Usamah, Syaikh Ghazi adalah ulama besar dan teladan umat Islam bukan dalam skala Pakistan semata, namun juga dunia internasional. Menurut Syaikh Usamah, Syaikh Ghazi dan para santri serta mahasiswanya gugur dalam perjuangan menegakkan syariat Islam dan menunaikan tugas pokok kehidupan manusia yaitu beribadah kepada Allah Ta’ala semata.
Video kemudian memperlihatkan konvoi mujahidin Ansharul Islam Irak, dipelopori oleh sejumlah mujahidin berkuda, disusul oleh konvoi kendaraan militer yang mengangkut personil mujahidin lengkap dengan senjata ringan, menengah dan berat. Mereka bergerak di tengah padang pasir menuju kamp pelatihan militer Syaikh Abdu Rasyid Ghazi. Begitu tiba di dalam kamp, mereka langsung menjalani latihan militer berat dibawah para instruktur dan komadan yang berpengalaman.
Mujahidin Ansharul Islam Irak adalah kelompok jihad tertua di Irak. Ansharul Islam terlah berjihad melawan rezim sosialis Ba’ats pada era Shaddam Husain, jauh sebelum terjadinya invasi militer salibis NATO ke Irak pada Maret 2003. Ansharul Islam telah mendirikan Imarah Islam dan menerapkan syariat Islam dii wilayah Kurdistan pada masa tersebut. Sejumlah ulama senior mujahidin seperti Syaikh Hamud bin Uqla Asy-Syu’aibi rahimahullah telah memberikan rekomendasi bagi Imarah Islam Mujahidin Ansharul Islam di Kurdistan.
Salah seorang komandan Ansharul Islam, Abu Ayyub At-Turkmani, menyerukan kepada para pemuda Islam dari suku bangsa Turkman untuk bergabung dengan barisan mujahidin dan memperjuangkan syariat Allah. Mujahidin Ansharul Islam mempersatukan para pemuda suku Kurdistan, Turkman dan Arab dalam ibadah jihad fi sabilillah demi menegakkan khilafah Islamiyah dan mengusir penjajah Rafidhah dan salibis. Kepada pasukan Rafidhah dan milisi Syiah Jaisyul Mahdi Irak, ia menjanjikan serangan-serangan mujahidin Ansharul Islam.
Seorang komandan lainnya, Abu Aiman Al-Anshari, menjanjikan akan menghancurkan markas-markas militer dan kendaraan-kendaraan militer rezim murtad Irak. Ia juga menyerukan kepada Ahlus Sunnah di Irak untuk mendukung, membantu dan menolong mujahidin dalam jihad mereka melawan rezim Rafidhah Irak.
Dalam kamp pelatihan militer tersebut mujahidin juga mendapatkan siraman ruhani dari salah seorang komandan, Abu Aisyah Al-Qahthani. Ia mengingatkan mujahidin untuk senantiasa bertakwa kepada Allah, bersabar dan teguh di atas jalan jihad. Ia menyitir hadits shahih tentang thaifah manshurah, golongan umat Islam yang teguh memperjuangkan Islam dan mendapatkan kemenangan dari sisi Allah Ta’ala.
(muhib al majdi/arrahmah.com)