KUWAIT (Arrahmah.com) – Kuwait menetapkan 24 orang tersangka yang diiduga terkait Iran dan kelompok Syiah Libanon “Hizbullah” telah merencanakan serangan terhadap negara Teluk, ujar jaksa penuntut umum dalam sebuah pernyataan pada Selasa (1/9/2015), sebagaimana dilansir Middle East Update, Senin (7/9).
Mereka didakwa sebagai “mata-mata Iran dan ‘Hizbullah’ dan akan melakukan tindakan teror terhadap Negara Kuwait,” dengan aksi penyelundupan dan perakitan bahan peledak, serta memiliki senjata api dan amunisi, kata pernyataan itu.
Orang-orang itu juga dituduh “melakukan tindakan yang akan merusak persatuan dan integritas wilayah” Kuwait, dan memiliki perangkat penyadapan, lanjutnya.
Dua orang lainnya juga dituntut dalam kasus yang sama, satu dengan kasus pemilikan senjata ilegal dan yang lain karena gagal untuk menunjukkan ijin resmi kepada pihak berwenang tentang kepemilikan senjata.
Salah satu tersangka adalah warga negara Iran dan sisanya adalah warga negara Kuwait. Tiga tersangka lainnya kini masih buron.
Jaksa mengatakan para tersangka itu terkait dengan kejadian bulan lalu ketika ditemukan persediaan sejumlah besar senjata, amunisi dan bahan peledak di salah satu rumah di perbatasan Kuwait.
Para pejabat mengatakan pada saat itu tiga orang telah ditangkap dan mengaku bergabung dengan kelompok ilegal yang dilaporkan media setempat sebagai “Hizbullah”.
ALN melaporkan bahwa penangkapan 22 tersangka dilakukan pada hari Selasa (1/9), dan jaksa melaporkan mereka telah menerima bahan peledak dan pelatihan senjata untuk “mencapai tujuan ilegal.”
Sejumlah tersangka dituduh sebagai anggota “Hizbullah” yang, menurut pernyataan kejaksaan, “mempunyai tujuan menghancurkan dasar-dasar sosial dan ekonomi negara.”
Kuwait secara tradisional memiliki hubungan yang lebih baik dengan Iran dibandingkan sesama negara-negara di Teluk Arab, tapi ketegangan diantaranya telah meningkat.
Ini bukan pertama kali Iran terkait jaringan spionase di Kuwait. Pada bulan Mei 2013, Mahkamah Agung menangkap seorang Kuwait dan seorang pria berkewarganegaraan Iran atas tuduhan membentuk jaringan untuk memata-matai atas perintah Teheran. Iran membantah tuduhan itu.
Mereka juga dihukum karena bersekongkol meledakkan jaringan pipa utama di negara kaya minyak tersebut.
Ketegangan hubungan antara Kuwait dan Iran, mendorong pengusiran diplomat Iran setelah penyelidikan menunjukkan informasi dari para teroris tersebut diteruskan kepada diplomat di kedutaan Teheran di Kuwait City.
Selama puluhan tahun kedua negara terlibat persengketaan ladang gas di lepas pantai Dorra dan saat ini situasi kembali memanas.
Kuwait juga telah menangkap tersangka anggota kelompok ISIS, yang yang dituduh berada di balik serangan terhadap sebuah masjid Syiah di bulan Juni yang menewaskan 26 orang. (adibahasan/arrahmah.com)