PALESTINA (Arrahmah.com) – Channel 2 “Israel” melaporkan bahwa Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu, dalam pertemuan pemerintah pada bulan November, mengajukan proposal untuk mencabut residensi ribuan warga Palestina di Yerusalem.
Menurut channel pro-Likud, dalam proposal itu Netanyahu menargetkan sekitar 230.000 warga Palestina yang memegang izin tinggal di Yerusalem Timur dan tinggal di kamp pengungsi Shufat, lingkungan kufur Aqab dan lingkungan Sawahra.
Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, ada 350.000 orang Palestina dan 200.000 pemukim Yahudi yang tinggal di batas-batas kota Yerusalem Timur.
Kahil Tufakji, seorang ahli urusan pemukiman Palestina, mengatakan kepada Anadolu Agency, sebagaimana dilansir MEMO pada Sabtu (19/12/2015) bahwa usulan Netanyahu untuk mencabut residensi 230.000 warga Palestina di Yerusalem tidak hanya menargetkan orang-orang yang tinggal di luar tembok pemisah “Israel” yang dibangun.
Dia mengatakan usulan itu juga menargetkan warga yang tinggal di dalam wilayah dinding pemisah, termasuk Jabl Al-Mukaber, Al-Issawiya, Al-Tur, Shufaat dan Beit Hanina.
Tufakji menyarankan bahwa “Israel” berusaha untuk mengubah persamaan demografi di Yerusalem Timur dalam mendukung Yahudi.
“Menurut rencana yang disiapkan oleh mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, Yerusalem akan menjadi kota mayoritas-Yahudi 88 persen dan minoritas-Arab 12 persen pada tahun 2020,” kata Tufakji.
(banan/arrahmah.com)