TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Setidaknya 23 warga Palestina terluka dan puluhan lainnya sesak nafas setelah menghirup gas air mata ketika pasukan keamanan Israel secara paksa membubarkan beberapa demonstrasi anti-pemukiman di Tepi Barat yang diduduki pada hari Jumat (1/10/2021).
Ahmed Jebril, direktur darurat Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di kota Nablus, Tepi Barat utara, mengatakan 11 warga Palestina terluka oleh peluru karet Israel dalam bentrokan di Gunung Sbeih, dekat desa Beita, selatan kota Nablus.
Dia menambahkan bahwa empat orang terluka saat bentrokan tersebut.
Tim medis juga merawat tujuh orang yang terkena peluru karet Israel di desa Beit Dajan, timur kota Nablus.
Di desa Beita, sebuah video menunjukkan drone Israel menembakkan tabung gas air mata.
Jaringan Perusahaan Penyiaran Israel mengatakan pesawat tak berawak itu jatuh karena kegagalan teknis.
Di desa Kafr Qaddum, sebelah timur Qalqilya, koordinator Komite Perlawanan Rakyat di desa itu, Murad Eshteiwi, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa tentara Israel menembakkan peluru tajam, peluru logam berlapis karet, dan tabung gas air mata setelah shalat Jumat untuk membubarkan demonstrasi anti-pemukiman di desa.
Satu anak Palestina kakinya dihantam peluru berlapis karet.
Sementara itu, di Tepi Barat bagian selatan yang diduduki, bentrokan meletus antara warga Palestina dan tentara Israel setelah salat Jumat di daerah Bab al-Zawiya, pusat kota Hebron, di mana puluhan orang dirawat karena lemas akibat tabung gas air mata Israel.
Setiap Jumat, warga Palestina menggelar pawai menentang permukiman dan tembok pemisah di sejumlah desa dan kota di Tepi Barat.
Perkiraan Israel dan Palestina menunjukkan bahwa ada sekitar 650.000 pemukim di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem yang diduduki, yang tinggal di 164 pemukiman.
(ameera/arrahmah.com)