RAKHINE (Arrahmah.com) – Sebanyak 13 peraih Nobel mengkritik pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi karena gagal menegakkan hak asasi manusia terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine. Mereka juga mendesak agar segera mengambil tindakan untuk menghindari “pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan”, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Ahad (1/1/2017).
Dalam sebuah surat terbuka kepada Dewan Keamanan PBB Kamis (29/12), sebanyak 23 ikon dunia, termasuk 13 peraih nobel dan 10 pemimpin dunia, mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap apa yang mereka lihat sebagai kegagalan Aung San Suu Kyi untuk menjami hak-hak Rohingya.
“Kami frustrasi bahwa ia belum mengambil inisiatif untuk menjamin hak-hak kewarganegaraan Rohingya,” ungkap surat tersebut.
“Suu Kyi adalah seorang pemimpin dan merupakan orang yang paling bertanggung jawab untuk memimpin, dan memimpin dengan keberanian, kemanusiaan dan kasih sayang,” katanya.
Kekerasan terhadap etnis Rohingnya memilki ciri yang sama dengan genosida Rwanda 1994, serta pembersihan etnis di wilayah Darfur, Sudan barat, Bosnia dan Kosovo, ungkap surat itu.
Dalam beberapa pekan terakhir, lebih dari 27.000 orang dari kelompok minoritas Muslim Rohingya yang teraniaya, kelompok yang dibenci oleh banyak mayoritas Buddha Myanmar, telah melarikan diri dari operasi militer Myanmar di negara bagian Rakhine yang diluncurkan dalam menanggapi serangan terhadap pos perbatasan oleh kelompok bersenjata, ungkap Al Jazeera.
Setidaknya 86 orang telah tewas dalam tindakan keras yang diluncurkan setelah serangan terhadap pos polisi dekat perbatasan dengan Bangladesh pada 9 Oktober.
Korban selamat Rohingya mengatakan bahwa mereka mengalami pemerkosaan, pembunuhan dan pembakaran oleh para tentara, yang memicu perhatian dunia dan protes besar-besaran di seluruh Asia Tenggara.
Azeem Ibrahim, dari Pusat Kebijakan Global, sebuah kelompok pemikir yang berbasis di AS, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ini adalah yang pertama kalinya seorang pemenang Nobel Perdamaian telah dikecam oleh sejumlah besar sesama pemenang nobel.
(ameera/arrahmah.com)