KABUL (Arrahmah.com) – Kecelakaan paling buruk selama empat tahun yang terjadi beberapa waktu lalu serta menyebabkan tewasnya sembilan orang, meningkatkan angka kematian pasukan NATO di Afghanistan pada tahun 2010 menjadi 529 orang dan menjadikan tahun ini sebagai tahun yang paling mematikan bagi NATO sejak mengawali perang tahun 2001, New York Times melaporkan.
Kecelakaan tersebut terjadi di provinsi Zabul, selatan Afghanistan Selasa pagi (21/9/2010).
NATO tidak menyebutkan kewarganegaraan korban, namun pejabat Pentagon mengatakan pada hari yang sama bahwa sebagian besar pasukan adalah warga Amerika.
Tidak ada tanda-tanda penembakan di area tersebut, namun penyelidikan masih tetap dilakukan terhadap kecelakaan tersebut, klaim NATO membela diri.
Kecelakaan tersebut dinilai sebagai kecelakaan terburuk setelah kecelakaan serupa yang menewaskan 10 orang pada tahun 2006 di provinsi Kunar.
Sementara itu, juru bicara mujahidin Taliban yang telah lama menempati sejumlah area di provinsi Zabul mengaku bertanggung jawab atas serangan mujahidin terhadap helikopter tersebut.
Dalam serangan lain di Afghanistan selatan, seorang salibis NATO NATO tewas ketika sebuah bom pinggir jalan meledak di bawah kendaraannya.
Enam penjaga keamanan Afghanistan juga tewas pada hari yang sama, sebuah IED meledak dan mengenai kendaraan yang mereka tumpangi saat melewati distrik Shinwari dari provinsi Parwan, menurut Jenderal Basir Salangi, gubernur provinsi itu.
Para penjaga keamanan yang bekerja untuk Perusahaan Konstruksi Hajji Naveed dilaporkan sedang menjaga pembuatan jalan sepanjang 45 kilometer yang menghubungkan Parwan dengan provinsi tetangga.
Kekerasan terhadap pasukan asing ini 69 persen lebih tinggi dalam kuartal terakhir tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu, menurut laporan kuartal perwakilan khusus PBB kepada Dewan Keamanan, yang dirilis Selasa (21/9).
Kerugian yang tinggi juga terlihat dalam peningkatan ledakan IED yang naik 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Serangan bom bunuh diri juga dinilai PBB meningkat dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Menurut PBB, rata-rata 21 orang dilaporkan tewas per minggu, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (terhitung rata-rata 7 pasukan tewas per minggunya). (althaf/arrahmah.com)