JAKARTA (Arrahmah.com) – KEDEKATAN Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dengan kelompok Syiah menjadi perbincangan banyak ulama dan ustadz dari kalangan Nahdliyin. Banyak ulama menilai langkah Said merangkul Syiah tidak pantas di tengah perbedaan yang mendasar antara ajaran Islam dengan Syiah.
KH. Hasyim Asy’ari, dalam kitabnya “Muqaddimah Qanun Asasi li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama'” memberi peringatan kepada warga nahdliyyin agar tidak mengikuti paham Syiah.
Namun, bukti kedekatan Said dengan jaringan internasional Syiah kembali muncul. Media Suriah Day Press News pada Selasa 15 Oktober 2010 melansir pertemuan Said dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hasan Nasrallah beserta ulama Lebanon.
Semuanya menegaskan akan pentingnya usaha bersama seluruh dunia Islam dan persatuan umat Islam dalam menghadapi konflik-konflik sectarian (Sunni-Syiah, red.) yang dapat menguntungkan musuh-musuh umat Islam. Untuk hal itu, pertemuan ini merekomendasikan sebuah penyelesaian masalah untuk tidak membesar-besarkan perbedaan-perbedaan di antara golongan dan mazhab Islam.
Dalam pertemuan ini juga dibahas tentang kondisi Umat Islam, khususnya di Indonesia, Libanon, dan Palestina, serta kerusakan moral yang terjadi pada Umat Islam.
Menariknya, dua tahun setelah pertemuan itu, Hizbullah justru terlibat membantu Bashar Assad untuk membunuh umat Islam di Suriah. Lebih dari seribu anggota kelompok bersenjata Syiah Libanon tersebut memasuki Suriah dari jalur laut Mediterania untuk berperang melawan rakyat dan mujahidin Suriah.
(islamposr/arrahmah.com)