SAN FRANSISCO (Arrahmah.com) – Pencurian identitas atau data dikabarkan meningkat pada tahun 2008 lalu. Padahal empat tahun sebelumnya angka pencurian data sempat mengalami penurunan.
Para peneliti mengatakan pencurian data meningkat sebesar 22 persen tahun lalu dan diprediksi angka ini akan terus meningkat sebesar 22 persen lagi pada tahun 2009 ini.
Meski banyak yang menganggap peningkatan pencurian data ini meningkat karena adanya teknologi internet namun ternyata modus pencurian identitas dan data terbesar masih didominasi dengan cara tradisional.
Dilansir melalui net-security, Selasa (3/11), perusahaan riset keamanan jaringan Travelers pada tahun 2008 mengumpulkan bahwa pencurian/perampokan dompet dan personal computer merupakan cara ampuh bagi para pencuri data. Bahkan laporan atas pencurian data penting melalui cara ini mencapai angka 78 persen.
Di bawahnya, sekira 14 persen pencuri data melakukan aksinya melalui pencurian online, membobol akun pribadi pengguna internet. Sedangkan pencurian data melalui pengambilalihan alamat kediaman mencapai 5 persen, dan 3 persen pencurian data dikarenakan kehilangan identitas pribadi seperti kartu kredit dan ATM.
Ketika sang pencuri telah mendapatkan data yang diinginkan, 75 persen dari mereka akan menggunakan informasi tersebut untuk meng-apply kartu kredit baru. 20 persen dari mereka akan menggunakan kartu kredit hasil curian untuk ‘dikuras’. dan 16 persen pencuri akan menggunakan informasi curiannya untuk membuka akun baru atas nama korban dan berbelanja online dengan kartu tersebut. (okz/arrahmah.com)