RAFAH (Arrahmah.id) – Dalam pernyataan singkat pada Sabtu malam (18/5/2024), Brigade Al-Qassam mengatakan bahwa mereka telah “memikat pasukan Zionis, meledakkan bom dan membunuh lima tentara di timur Rafah.”
Pengumuman terbaru ini menjadikan jumlah tentara ‘Israel’ yang terbunuh di Rafah pada Sabtu saja (18/5) menjadi 20 orang, salah satu jumlah korban tewas tertinggi yang diderita militer ‘Israel’ dalam satu hari sejak dimulainya perang.
Menembak Roket
Sebelumnya pada Jumat (17/5), Perlawanan Palestina menembakkan roket ke arah Ashkelon, selain ke lokasi militer ‘Israel’ di Gaza.
Pejuang dari semua organisasi Perlawanan terus menghadapi pasukan pendudukan ‘Israel’ di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara dan di lingkungan timur Rafah di selatan.
Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam, mengatakan pihaknya membombardir kota Ashkelon yang diduduki dengan serangan roket “sebagai tanggapan atas kejahatan musuh terhadap rakyat kami.”
Radio Tentara Israel mengklaim bahwa enam roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza menuju wilayah Ashkelon berhasil dicegat.
Surat kabar ‘Israel’ Yedioth Ahronoth, mengutip sumber-sumber ‘Israel’ bahwa jumlah roket yang ditembakkan dari Gaza berjumlah sepuluh, dan berasal dari utara. Dikatakan juga bahwa hanya lima roket yang berhasil dicegat.
Pengeboman Markas Besar Militer
Sementara itu, Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, mengatakan bahwa mereka menembaki markas komando dan kendali pasukan pendudukan Israel di timur Jabalia dengan mortir kaliber tinggi.
Di pagi hari, Al-Qassam juga mengumumkan bahwa mereka telah menembaki pasukan pendudukan Israel yang ditempatkan di dalam Penyeberangan Rafah di Jalur Gaza selatan dengan mortir.
Al-Qassam juga menargetkan tiga tank Israel dengan peluru Al-Yassin 105, satu di lingkungan Al-Tanour di timur Rafah, yang kedua di sekitar pemakaman di wilayah yang sama, dan yang ketiga di timur Jabalia.
Peluru Yassin 105 juga ditembakkan ke buldoser militer D-9 di lingkungan al-Tanour.
Dua Operasi di Rafah
Namun operasi terbesar yang diumumkan pada Sabtu (18/5) melibatkan pembunuhan 15 tentara ‘Israel’ di lingkungan al-Tanour, sebelah timur Rafah.
Dalam sebuah unggahan di Telegram, Al-Qassam mengatakan pihaknya menargetkan sebuah rumah di mana banyak tentara pendudukan bersembunyi dengan perangkat anti-personil.
Pejuang Al-Qassam kemudian menyerbu rumah tersebut dan bentrok dengan tentara yang tersisa dari jarak nol dengan senapan mesin ringan dan granat, kata kelompok itu.
Operasi terbaru dilaporkan terjadi di sekitar Masjid Taabi’a sebelah timur Rafah.
Sementara itu, di Jalur Gaza utara, Brigade Al-Qassam menembakkan rudal SAM-7 ke helikopter Apache Israel di utara Jabalia.
🟢 Martyr Izz El-Din Al-Qassam Brigades:
—
Firing a SAM-7 missile towards an Apache helicopter north of Jabalia camp in the northern Gaza Strip.
Al-Aqsa Flood. pic.twitter.com/2mBE7ODO9H— The Resistance (@TopGResistance) May 18, 2024
Kembali ke Rafah, Brigade Al-Quds mengatakan bahwa para pejuangnya terlibat dalam bentrokan sengit dengan tentara dan kendaraan ‘Israel’ di timur Rafah.
Mereka juga menembakkan mortir kaliber tinggi ke tentara dan kendaraan pendudukan ‘Israel’ di lingkungan Al-Tanour di poros yang sama.
Brigade tersebut juga menerbitkan adegan bentrokan sengit yang dilakukan oleh para pejuangnya di kamp Jabalia.
Pertempuran Atrisi
Abu Ubaida, juru bicara militer al-Qassam, mengatakan pada Jumat (17/5) bahwa para pejuang dalam waktu 10 hari berhasil menargetkan 100 kendaraan militer ‘Israel’.
Ia menekankan kesiapan Perlawanan untuk “pertempuran panjang melawan musuh” dan kemampuannya untuk bertahan dan berperang.
Abu Ubaida menambahkan bahwa ‘Israel’, setelah perang selama 32 pekan, telah “memasuki neraka lagi” di Gaza dan menghadapi perlawanan yang lebih kuat dari sebelumnya. (zarahamala/arrahmah.id)