JAKARTA (Arrahmah.com) – Membusuknya 20 ribu beras diduga kuat akibat kebijakan impor beras yang dilakukan oleh mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Pengamat politik dan ekonomi dari Universitas Airlangga, Ichsanuddin Noorsy menilai dampak impor tersebut merupakan bentuk bobroknya kebijakan impor beras kegoisan penguasa.
“Membuktikan buruknya kebijakan dan egoisnya kekuasaan,” kata Ichsan, Senin (2/12/2019), lansir RMOL.
Ichsan juga menyebut pemusnahan ribuan ton beras adalah bukti ketahanan pangan dalam negeri gagal.
“Hukum besi ekspor impor dalam sudut pandang makro ekonomi, poin pertama yang harus diperhatikan adalah informasi asimetris di dalam pemerintahan,” paparnya.
Sehingga, lanjut Ichsan, hal ini menguntungkan negara pengimpor mendapatkan laba yang cukup besar.
“Negara importir adalah objek keuntungan dan surplus produksi,” pungkasnya.
Hal ini, menurut Ichsan, berdampak pada meningkatnya ketimpangan karena rakyat adalah objek eksploitasi transaksi.
“Buktinya pengangguran meningkat karena pekerja untuk menghasilkan barang sudah diganti dengan impor. Terbukti jumlah tenaga kerja pertanian menurun,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.com)