ARSAL (Arrahmah.com) – Sekitar 20 pengungsi perempuan Suriah di kota Arsal, Libanon, telah dipaksa melakukan aborsi dengan alasan air yang tercemar yang mungkin membawa virus mematikan, ujar petugas medis kepada Zaman Alwasl pada Rabu (14/11/2018).
Pejabat kesehatan di asosiasi Al-Irshad yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan semua kasus telah diperiksa dan tidak mengandung kasus yang membutuhkan aborsi seperti meminum obat-obatan atau membawa beban berat.
Catatan kesehatan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya dan bahwa mereka telah melahirkan anak secara normal.
Abu Abdul Rahman, salah satu pengungsi Suriah di kamp Huda di distrik Al-Masyada mengatakan air yang tercemar adalah alasan untuk aborsi yang tragis.
Kamp itu mencakup 55 keluarga, tempat lima aborsi terjadi.
“Istri, saudara perempuan, keponakan dan dua tetangga saya menjalani aborsi pada Selasa,” ujar Abdul Rahman.
Sementara itu, sekitar 55.000 pengungsi Suriah telah kembali sejak Juli, menurut Menteri Urusan Pengungsi Libanon, Mouin Merehbi, jumlah yang sangat kontras dengan yang diumumkan oleh Keamanan Umum pekan lalu, yang menempatkan jumlah pengungsi yang kembali hampir 90.000 orang selama periode yang sama. Dia melanjutkan dengan mengkritisi kurangnya koordinasi antara Keamanan Umum dengan departemennya.
Aktivis Suriah telah menyuarakan keprihatinan tentang nasib pengungsi Suriah yang kembali dari Libanon setelah pernyataan Merehbi yang menyatakan bahwa 20 pengungsi Suriah yang kembali dari Libanon telah dibunuh oleh pasukan rezim Asad. (haninmazaya/arrahmah.com)