MENAKA (Arrahmah.com) – Dua tentara wanita Prancis tewas ketika kendaraan mereka menabrak alat peledak rakitan di wilayah timur laut Mali pada Sabtu (2/1/2021).
Dilansir AFP (2/1), kejadian itu hanya beberapa hari setelah 3 tentara lain tewas dengan cara yang sama, ungkap pihak Kepresidenan Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron teramat berduka atas kematian Sersan Yvonne Huynh dan Brigadir Loic Risser di wilayah Menaka, ungkap kantornya dalam sebuah pernyataan.
Huynh (33), adalah tentara wanita pertama yang dikirim ke wilayah Sahel sejak operasi Prancis dimulai. Sementara Risser (24), keduanya adalah anggota resimen yang berspesialisasi dalam bidang pekerjaan intelijen.
Menurut tentara, kematian terbaru membuat jumlah tentara Prancis tewas di Mali menjadi 50 sejak Prancis pertama kali melakukan intervensi militer pada Januari 2013 untuk membantu mengusir para militant Islam yang telah menguasai bagian-bagian negara Afrika barat itu.
Pasukan Prancis berjumlah 5.100 tentara yang tersebar di seluruh wilayah Sahel yang gersang dan telah memerangi kelompok-kelompok militant Islam bersama tentara dari Mauritania, Chad, Mali, Burkina Faso dan Niger, yang bersama-sama membentuk kelompok G5 Sahel.
“Kendaraan mereka menabrak alat peledak rakitan selama misi intelijen,” demikian keterangan kantor kepresidenan Prancis tentang insiden itu.
Tentara lain terluka dalam ledakan itu tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya, tambah keterangan tersebut. (hanoum/arrahmah.com)