KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Sehari setelah kapal penuh sesak yang membawa 97 migran Indonesia tenggelam di Selat Malaka, kembali sebuah perahu terbalik pada Kamis (19/6/2014) yang membawa 27 warga Indonesia yang akan pulang ke tempat asal mereka karena bulan puasa Ramadhan.
Direktur badan maritim Muhammad Yakub Hambali mengatakan dalam konferensi pers Kamis (19/6) bahwa 18 orang telah diselamatkan, sementara sembilan orang lainnya masih hilang.
Tim penyelamat masih terus mencari sekitar 26 orang yang masih hilang dari Kapal yang tengelam pada Rabu (18/6) akibat kebocoran di laut lepas yang berjarak sekitar jarak dua mil dari Kuala Lumpur.
Pejabat kelautan Malaysia, Mohammad Zuhri, mengatakan bahwa kapal kedua yang tenggelam pada Kamis (19/6) terbalik di lepas pantai kota Sepang di luar kota ibukota Malaysia, Kuala Lumpur.
Kapal itu diyakini dalam perjalanan menuju Pulau Sumatra.
Pemerintah Malaysia mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki penyebab tenggelamnya kapal pertama sementara pencarian korban terus berlanjut.
Korban yang selamat mengatakan kapal bocor, yang kemungkinan berarti terkena sesuatu.
Meskipun sudah dilakukan upaya penyelamatan yang intensif, sembilan orang – seorang wanita dan delapan pria – dinyatakan telah meninggal.
Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno, kepada wartawan pada Rabu malam mengatakan bahwa para migran itu masing-masing membayar sekitar RM1, 200 (US $ 373) untuk kembali ke Indonesia menjelang Ramadhan.
“Ini adalah tragedi yang menyedihkan. Banyak dari mereka berada di negara itu secara ilegal karena visa turis mereka telah berakhir dan telah melewati batas waktu. Mereka mencari pekerjaan di sini, tapi mereka sedang dalam perjalanan pulang.”
Dia menambahkan bahwa beberapa korban yang selamat – termasuk 12 perempuan dan anak – telah berenang ke darat.
“Penyebab karamnya kapal kedua ini sama, karena kelebihan beban. Kapal itu hanya untuk 15-an orang, tapi diisi sampai 27 orang,” ujar Herman.
Selain beban yang terlalu banyak, kata Herman, di tengah laut, kapal diterjang angin berkekuatan besar. Kapal itu pun terbalik.
“Beruntung ada kapal lain yang ada tak jauh dari lokasi,” kata Herman.
Ini merupakan insiden kapal karam pembawa WNI ilegal kedua yang terjadi dalam tiga hari terakhir. Sebelumnya kapal yang membawa 97 WNI dan berlayar menuju Aceh juga tenggelam dan 13 penumpangnya dipastikan meninggal dunia.
“Untuk kapal pertama yang membawa 97 orang itu, penyebabnya juga sama, karena kelebihan beban,” ujar Herman.
Beberapa kapal dan penyelam yang mencari korban hilang masih tetap berada di daerah tersebut. Sebuah helikopter juga terlibat dalam pencarian.
Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah melancarkan operasi besar-besaran untuk mengusir imigran ilegal pada 21 January, di mana biaya deportasi akan ditanggung oleh imigran itu sendiri, majikan mereka atau misi dari negara mereka.
Takut atas hukuman berat yang akan mereka terima, para migran yang bekerja secara ilegal berusaha untuk menghindari penyeberangan darat untuk perjalanan kembali ke negara asal mereka.
Sekitar 2 juta orang Indonesia diyakini bekerja di Malaysia.
(ameera/arrahmah.com)