MESIR (Arrahmah.com) – Aliansi Revolusioner Wanita Mesir, sebuah kelompok oposisi hak-hak perempuan, telah mengungkapkan bahwa “sejak penggulingan Muhammad Mursi pada bulan Juli tahun 2013, lebih dari 2.000 perempuan telah ditangkap dan 90 lainnya dibunuh.”
Jumlah tersebut diungkapkan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di halaman Facebook kelompok itu pada Selasa (24/11/2015) sebagai bagian dari peningkatan kesadaran untuk Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, yang jatuh pada tanggal 25 November.
“Pihak berwenang Mesir telah melakukan 20 kejahatan pemerkosaan yang terdokumentasikan terhadap perempuan di penjara,” tambah kelompok itu sebagaimana dilansir MEMO.
Aliansi itu menyatakan bahwa pemerintah Mesir “beralih ke mengancam pemerkosaan untuk memaksa perempuan dan keluarga mereka mengakui kejahatan yang dibuat,” mencatat bahwa “empat perempuan dan anak-anak perempuan masih hilang setelah diculik secara paksa.” Kelompok ini menambahkan bahwa “orang-orang yang cacat pun tak luput dari penyiksaan dalam penahanan, seperti dalam kasus Esraa El-Taweel.
Pernyataan itu juga menyebutkan putusan yang tidak adil juga dibuat terhadap perempuan, termasuk penjara dengan keamanan maksimum dan eksekusi. Aliansi itu mencatat bahwa “hukuman mati telah dikeluarkan terhadap seorang wanita bernama Samia Shanan dan dia mengalami bentuk penyiksaan terburuk setiap harinya.”
(banan/arrahmah.com)