TEHERAN (Arrahmah.id) — Para mahasiswi di Teheran pada Sabtu (8/10/2022) meneriakkan “pergi” ketika Presiden Iran Ebrahim Raisi mengunjungi kampus mereka dan mengecam para demonstran yang marah akan kematian seorang perempuan dalam tahanan polisi serta 185 demonstran termasuk 19 anak-anak, menurut video-video yang beredar di media sosial.
Raisi berpidato di hadapan para profesor dan mahasiswa di Universitas Alzahra di Teheran, membaca sebuah puisi yang menyamakan “perusuh” dengan lalat, sementara unjuk rasa nasional memasuki pekan keempat.
“Mereka berharap mereka bisa mencapai tujuan jahat mereka di universitas,” kata Raisi di TV milik pemerintah, seperti dikutip The Guardian (9/10). “Tanpa mereka sadari, mahasiswa dan profesor kami bersiaga dan tidak akan membiarkan musuh untuk mewujudkan tujuan jahat mereka.”
Sebuah video yang diunggah ke Twitter oleh aktivis 1500tasvir menunjukkan apa yang dikatakannya mahasiswa meneriakkan “Raisi pergi” dan “Mullahs pergi” ketika presiden mengunjungi kampus mereka. Sebuah video lain memperlihatkan para mahasiswa meneriakkan: “Kami tak ingin tamu yang korup,” merujuk ke Raisi.
Reuters belum segera bisa memverifikasi video-video itu.
Sebuah laporan koroner membantah bahwa Mahsa Amini (22) tewas akibat pukulan di kepala dan anggota tubuh ketika dalam tahanan polisi moral. Koroner mengaitkan kematiannya dengan kondisi medis yang sudah ada, kata media pemerintah pada Jumat (10/7).
Amini, seorang perempuan Kurdi Iran, ditangkap di Teheran pada 13 September karena mengenakantidak mengenakan hijab dan tewas tiga hari kemudian. (hanoum/arrahmah.id)