DAMASKUS (Arrahmah.com) – 180.000 anak terpaksa meninggalkan rumah mereka dengan sedikit sarana perlindungan, tempat tinggal atau bantuan, kata UNICEF Jumat (7/7/2018).
Dalam sebuah pernyataan, agensi mengatakan telah menerima “laporan mengerikan” dari Suriah selatan, termasuk kematian seluruh keluarga di kota Daraa.
Menurut UNICEF, upaya untuk mencapai solusi damai terhadap pertempuran yang sedang berlangsung di sana tampaknya telah gagal.
“Bantuan dan perlindungan kemanusiaan bukanlah suatu hak istimewa atau kemewahan; mereka adalah hak fundamental bagi setiap anak laki-laki dan perempuan Suriah,” kata Geert Cappelaere, direktur regional UNICEF untuk wilayah MENA, dalam pernyataannya.
Dia melanjutkan untuk mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan upayanya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang paling menderita dari krisis.
“Jika kita secara kolektif gagal dalam tugas ini, anak-anak akan terus membayar harga terberat perang yang bukan karena mereka,” katanya.
Suriah baru saja mulai muncul dari konflik dahsyat yang dimulai pada 2011, ketika rezim Asad menindak keras para demonstran dengan keganasan yang tak terduga.
(fath/arrahmah.com)