GAZA (Arrahmah.id) – Militer ‘Israel’ dilaporkan hanya menghancurkan 25 persen terowongan yang digunakan Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, kata sumber keamanan.
Menurut Channel 12 ‘Israel’, sumber tersebut mengatakan pada Rabu (9/4/2025) bahwa jaringan terowongan yang luas masih ada di Jalur Gaza meskipun sudah 18 bulan terjadi serangan gencar ‘Israel’, banyak di antaranya yang memanjang dari Mesir – yang berbagi perbatasan sepanjang 12 kilometer dengan wilayah Palestina.
Militer ‘Israel’ mengklaim bahwa mereka telah memfokuskan serangan pada terowongan yang digunakan untuk penyerangan, bukan terowongan yang digunakan untuk menyimpan senjata atau sebagai pusat komando. Para pejabat keamanan, yang dikutip oleh Channel 12, juga mengatakan bahwa pertempuran langsung dengan anggota Hamas telah berkurang, dan kelompok-kelompok melarikan diri ke terowongan tersebut.
Militer ‘Israel’ telah melancarkan perang melawan kelompok Palestina selama lebih dari 18 bulan, sembari juga menyerang wilayah dan fasilitas sipil, ‘Israel’ kerap membanggakan berapa banyak pejuang yang telah mereka bunuh dan berapa banyak infrastruktur mereka yang telah hancur.
Militer mengklaim telah membunuh ribuan pejuang Hamas. Namun, menurut para ahli, setidaknya 80 persen korban adalah warga sipil.
Hal ini juga terjadi ketika pasukan ‘Israel’ masih ditempatkan di perbatasan Philadelphia antara Mesir dan Gaza – sebidang tanah sempit yang diduduki oleh militer sejak Mei tahun lalu.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan koridor itu akan tetap menjadi zona penyangga meskipun Mesir menuntut tentara ‘Israel’ untuk mundur.
Katz mengatakan militer ‘Israel’ akan tetap berada di sana untuk “melawan penyelundupan amunisi dan senjata” yang terjadi melalui terowongan yang menghubungkan kedua wilayah tersebut.
Katz sesumbar bahwa ia telah melihat sejumlah terowongan yang berfungsi di daerah tersebut. Menteri tersebut dikutip mengatakan: “Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri beberapa terowongan yang melintasi Mesir; beberapa tertutup, dan beberapa terbuka.”
Terowongan telah menghubungkan Gaza dengan Mesir sejak tahun 1980-an, tetapi bertambah besar dalam ukuran dan kuantitas setelah blokade ekonomi ‘Israel’ yang diberlakukan di wilayah tersebut pada tahun 2007. Terowongan tersebut berfungsi sebagai sarana untuk menyelundupkan barang-barang seperti makanan, obat-obatan, dan pasokan bahan bakar akibat pengepungan. Senjata dan uang tunai juga telah diselundupkan melalui terowongan tersebut sejak saat itu.
‘Israel’ telah berulang kali berusaha membongkar terowongan semacam itu, dan menghancurkan puluhan terowongan setiap tahunnya. ‘Israel’ juga membatasi impor material konstruksi untuk mencegah Hamas membangun terowongan lainnya. (zarahamala/arrahmah.id)