TEHERAN (Arrahmah.com) – Sebuah pesawat Ukraina jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Teheran pada Rabu (8/1/2020), akibat insiden tersebut sebanyak 170 penumpang dikabarkan tewas, lapor media pemerintah Iran.
Pesawat Boeing 737 milik Ukraina meninggalkan bandara internasional Teheran menuju ke Kiev, kata kantor berita Iran ISNA.
Setelah insiden tersebut, sebanyak 10 ambulan dikirim ke lokasi kecelakaan.
“Jelas tidak mungkin bahwa penumpang dalam penerbangan PS-752 masih hidup,” kata kepala Bulan Sabit Merah, Morteza Salimi, kepada koresponden ISNA, dia menambahkan bahwa 170 penumpang dan awak telah naik ke pesawat.
Kantor berita negara IRNA mengatakan 167 penumpang dan sembilan anggota awak telah naik ke pesawat, yang dioperasikan oleh Ukraine International Airlines.
Press TV, penyiar berita berbahasa Inggris milik pemerintah, mengatakan pesawat itu jatuh di sekitar Parand, sebuah kota di provinsi Teheran.
“Kecelakaan itu kemungkinan disebabkan oleh kesalahan teknis”, lapornya, mengutip Ali Khashani, juru bicara Bandara Internasional Imam Khomeini.
“Pesawat terbakar setelah jatuh,” kata Press TV. Sebuah video yang ditayangkan oleh media menunjukkan bahwa pesawat sudah terbakar di langit sebelum jatuh ke tanah.
Televisi pemerintah Iran menunjukkan cuplikan dari lokasi jatuhnya pesawat, di mana banyak anggota tim pencarian dan penyelamatan Bulan Sabit Merah yang menjelajahi lapangan terbuka dengan puing-puing berserakan di atasnya.
Dilansir AFP pabrikan maskapai penerbangan Amerika Boeing menulis dalam akun Twitter resminya bahwa, “Kami mengetahui laporan media dari Iran dan kami sedang mengumpulkan lebih banyak informasi”.
Kecelakaan itu terjadi tak lama setelah Iran mengatakan pihaknya menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan salah satu komandan militer negara itu dalam serangan pesawat tak berawak AS pada Jumat (3/1).
Menyusul serangan rudal, Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) mengatakan pihaknya melarang maskapai AS yang terdaftar terbang di atas Irak, Iran dan Teluk setelah serangan roket terhadap pasukan AS di Irak.
“(FAA) mengeluarkan Pemberitahuan kepada Penerbang malam ini menguraikan pembatasan penerbangan yang melarang operator penerbangan sipil AS beroperasi di wilayah udara di atas Irak, Iran dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“FAA akan terus memonitor peristiwa di Timur Tengah,” imbuhnya.
Iran meluncurkan rudal setelah serangan pesawat tak berawak AS menewaskan Qasem Soleimani, seorang tokoh yang sangat populer yang mengepalai unit operasi asing Korps Pengawal Iran.
Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan “balas dendam” atas pembunuhan tersebut dan menyatakan tiga hari berkabung setelah pembunuhan yang mengejutkan seluruh negara Iran.
Pembunuhan Soleimani memicu perang kata yang meningkat antara Iran dan AS.
Di Teheran, Presiden Hassan Rouhani pada Senin (6/1) memperingatkan Trump untuk “tidak pernah mengancam” Iran, setelah pemimpin AS tersebut mengeluarkan daftar 52 sasaran AS di Iran. (rafa/arrahmah.com)