IDLIB (Arrahmah.com) – Sedikitnya 17 desa telah “hancur total” ketika rezim Bashar Asad dan sekutu internasional utamanya, Rusia, melakukan serangan militer ke provinsi Idlib di Suriah barat laut, PBB mengatakan Selasa (30/7/2019)
Mark Lowcock, koordinator urusan kemanusiaan PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa serangan lebih dari tiga bulan oleh rezim telah meninggalkan desa-desa di Idlib selatan tidak hanya hancur, tetapi “dikosongkan” juga, lansir Anadolu (31/7).
“Selama lebih dari 90 hari pemboman dan penembakan oleh pemerintah Suriah dan Federasi Rusia telah menghasilkan pembantaian di apa yang disebut zona de-eskalasi Idlib,” kata Lowcock.
“Apa yang Anda lihat adalah tingkat kehancuran yang konsisten dengan kampanye pemboman yang ditujukan untuk kebijakan bumi hangus.”
Lowcock mengakui kehadiran Hai’ah Tahrir Syam (HTS) di Idlib, tetapi mengatakan PBB memperkirakan ada “sekitar 100 warga sipil untuk setiap pejuang”.
Setidaknya 450 warga sipil telah tewas sejak serangan rezim dimulai pada bulan April, menurut PBB. Itu termasuk lebih dari 100 dalam dua minggu terakhir.
Turki dan Rusia sepakat September lalu untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.
Namun, rezim Suriah dan sekutu-sekutunya secara konsisten telah melanggar ketentuan-ketentuan gencatan senjata, dengan sering meluncurkan serangan di dalam zona de-eskalasi. (haninmazaya/arrahmah.com)