BEIRUT (Arrahmah.id) – Tentara ‘Israel’ melancarkan serangkaian serangan pada Ahad malam (20/10/2024) di distrik selatan Beirut, Lembah Bekaa timur, dan Lebanon selatan. Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, selama 24 jam terakhir, serangan udara ‘Israel’ telah menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 59 orang.
Media Lebanon melaporkan bahwa lembaga keuangan Al-Qard Al-Hassan menjadi sasaran di Hermel dan Baalbek.
Pesawat tempur ‘Israel’ melancarkan sekitar 13 serangan di distrik selatan Beirut yang menargetkan bangunan di lingkungan Mreyjeh, Haret Hreik, Hay al-Sellom, Burj al-Brajneh dan Ghobeiri.
Menurut Al-Jazeera, salah satu penggerebekan terjadi di dekat landasan pacu timur Bandara Internasional Rafik Hariri yang masih beroperasi.
Pesawat tak berawak ‘Israel’ juga menargetkan bangunan perumahan di kota Baalbek dan Hermel serta kota Ali al-Nahri dan Badnayel di Bekaa, di timur Lebanon, serta kota Nabatiyeh dan kota Ma’arka, Kafra dan Yater di selatan negara itu, Al-Jazeera melaporkan.
Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) mengatakan bahwa sejumlah orang terluka akibat serangan ‘Israel’ yang menghantam ambulans di Jalan Bir al-Salasil di kota Khirbet Silm di sebelah timur kota Tyre, di selatan Lebanon.
Selain itu, NNA melaporkan pada Senin (21/10) bahwa enam anak-anak dan wanita dari satu keluarga tewas dan delapan warga Lebanon terluka dalam serangan udara ‘Israel’ di Baalbek.
Al Qardh Al Hassan
Agresi ‘Israel’ terhadap Al-Qard al-Hassan didahului oleh peringatan oleh tentara pendudukan ‘Israel’ bahwa mereka akan menyerang berbagai cabang organisasi kredit mikro di seluruh Lebanon dan memerintahkan penduduk di daerah yang ditunjuk untuk pergi.
Juru bicara militer ‘Israel’ Daniel Hagari mengklaim dalam sebuah pernyataan pada Ahad (20/10) bahwa situs-situs tersebut “digunakan untuk membiayai kegiatan teroris Hizbullah”.
Yayasan Al-Qard al-Hassan menyebut penargetan cabang-cabangnya oleh ‘Israel’ sebagai “kebangkrutan musuh dan menipisnya bank yang menjadi targetnya.”
Organisasi amal tersebut meyakinkan masyarakat Lebanon bahwa mereka telah mengambil “semua langkah sejak awal perang untuk mengamankan simpanan masyarakat dan tabungan mereka,” dan menekankan bahwa “uang para deposan akan tetap aman.” (zarahamala/arrahmah.id)