ALEPPO (Arrahmah.com) – Setidaknya 150 teroris Assad tewas dalam 24 jam terakhir hasil dari serangan besar yang diluncurkan koalisi Mujahidin pada tentara Assad dan sekutunya di Akademi Artileri, koresponden Orient News, Shaher Samak melaporkan.
Puluhan foto yang dikirim secara eksklusif dari medan perang kepada Orient News menunjukkan mayat teroris Assad tergeletak di tanah. Foto-foto juga menunjukkan sejumlah besar senjata artileri milik rezim Assad yang tertutup debu karena tidak digunakan.
“Kami menghancurkan banyak kendaraan tempur Hizbullah di Akademi Artileri,” juru bicara Jabhah Fath Syam, Hussam Al-Shafa’i mengatakan kepada koresponden Orient News.
“Teroris Assad sangat pengecut. Mereka sangat tahu bahwa mereka tidak bisa melawan kami secara berhadapan. Rusia, yang merupakan kekuatan utama, telah membantu rezim Assad dengan segala macam jenis senjata dan amunisi selama bertahun-tahun. Hasilnya adalah seperti yang Anda lihat. Teroris Assad meninggalkan markas mereka tanpa perlawanan berarti setelah mereka tahu bahwa kami meluncurkan serangan besar,” salah seorang Mujahid Jabhah Fath Syam memberikan kesaksiannya kepada koresponden Orient News.
“Kami menyerang, dan kami tidak akan pernah mundur,” seorang Mujahid dari Ahrar Syam mengomentari serangan besar kelompoknya pada markas rezim Assad.
Serangan serupa juga diluncurkan oleh koalisi Mujahidin terhadap markas rezim Assad di Akademi Angkatan Udara dan Akademi Teknisi, dilaporkan bahwa Mujahidin telah mengontrol sebagian besar daerah di keduanya. Dari markas musuh terdengar suara komandan via perangkat wireless yang memerintahkan kepada bawahannya untuk mengosongkan gudang amunisi sebelum kedatangan pejuang oposisi (Mujahidin).
“Pejuang elit kami menghancurkan garis pertahanan pertama rezim Assad di Akademi Teknisi. Mengambil alih kontrol atas tempat itu tidak akan memakan waktu lama,” kata kantor media Jabhah Fath Syam.
Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa koalisi Mujahidin melancarkan operasi besar-besaran untuk memecahkan pengepungan rezim Nushairiyyah terhadap warga sipil di Aleppo timur. Diperkirakan 300.000 warga sipil hidup dalam kondisi mengenaskan setelah teroris Assad memotong jalur suplai dari dari Turki, Jalur Kastello.
(umarmukhtar/arrahmah.com)