BERLIN (Arrahmah.com) – Kementerian Luar Negeri Turki pada Kamis (22/10/2020) mengecam keras tindakan polisi yang menyerbu masjid Berlin, dan menyebutnya sebagai tindakan yang buruk, serta mengabaikan kesucian tempat ibadah.
“Penggerebekan di masjid yang dilakukan oleh sejumlah besar petugas polisi atas dasar penyelidikan keuangan, sedangkan para jamaah tengah berkumpul untuk menunaikan sholat subuh tidak pernah dapat diterima,” bunyi pernyataan itu, mengatakan tindakan ini tidak hanya terhadap komunitas Masjid Mevlana tetapi juga bagi komunitas Muslim secara keseluruhan.
“Ini juga merupakan contoh baru dari perlakuan berprasangka, diskriminatif dan tidak proporsional yang diderita oleh komunitas Muslim Jerman, yang mendekati angka 5 juta orang,” katanya.
Polisi Jerman pada Rabu (21/10) menyerbu Masjid Mevlana dan beberapa bangunan lain di Berlin sebagai bagian dari penyelidikan penipuan subsidi virus corona, sebagaimana dilansir TRT Deutsch.
Masjid tersebut menolak tuduhan tersebut pada hari yang sama dan mengkritik bagaimana polisi melakukan penggeledahan.
Sekitar 150 petugas bertopeng balaclavas dan memakai sepatu bot memasuki bangunan Masjid yang berkarpet ketika jamaah sedang melaksanakan sholat subuh.
Polisi menyita uang tunai senilai 7.000 euro ($ 8.200), tempat penyimpanan data, komputer dan file, kata jaksa penuntut umum melalui akun Twitternya, pada Rabu (21/10).
Pencarian ditujukan terhadap tiga tersangka, yang mengajukan permohonan bantuan virus corona dengan cara tidak dapat dibenarkan.
Wartawan Jerman Fabian Goldmann mengkritik insiden itu di Twitter dengan mengatakan bahwa ada 10 kali lebih banyak petugas yang terlibat dalam kasus penipuan subsidi seharga 70.000 euro daripada pencarian dalam skandal penipuan pajak CumEx senilai 55 miliar euro, di mana hanya 15 petugas polisi yang terlibat.
Masjid tersebut menolak tuduhan penipuan, dengan mengatakan bahwa aplikasi tersebut bisa dengan cepat diklarifikasi dengan “hanya bertanya”. Namun, tidak ada permintaan seperti itu yang diajukan oleh dewan direktur masjid.
“Masjid Mevlana adalah komunitas yang dibangun sejak lama yang dikenal di seluruh Berlin karena aktivitas sosialnya. Alih-alih mendapatkan hadiah, masjid kami malah mendapatkan tuduhan-tuduhan. Komunitas kami tidak pantas menerima ini,” bunyi pernyataan itu.
“Setelah serangan pembakaran masjid kami pada tahun 2014, kami akan lebih menyukai jika ada upaya komunikasi dilakukan oleh para penyelidik,” katanya, menekankan bahwa serangan itu belum diklarifikasi. Pihak masjid bermaksud mengambil langkah hukum terkait operasi tersebut. (rafa/arrahmah.com)